Friday , March 29 2024
Beranda / Olah Raga / Rahasia di Balik Keperkasaan Timnas U-19

Rahasia di Balik Keperkasaan Timnas U-19

Tim Nasional Indonesia U-19 selalu tampil bugar dan prima saat bertanding. Evan Dimas dan kawan-kawan terlihat tak mengalami kekalahan meskipun bermain dalam tensi tinggi selama 90 menit.

Selain karena ditunjang latihan fisik yang cukup, penampilan prima Garuda Jaya merupakan buah kerja keras dari tim Sport Nutrisionist Timnas U-19.

Tim ini beranggotakan tiga orang yakni Mirza Hapsari Titis Penggalih, Nadia Hanun Narruti, dan Diana Pratiwi. Mirza merupakan dosen fakultas kedokteran Universitas Gajah Mada bagian gizi kesehatan.

“Kami bergabung dengan Timnas U-19 berawal dari riset Diana tentang performa atlet dengan somatotype (postur tubuh). Kebetulan saya pembimbing dia. Riset ini harus berada dalam supervisi yang tepat karena Timnas U-19 bisa dibilang tim elit. Jadi, saya mendampingi dia,” kata Mirza kepada Kompas.com.

Mirza menjelaskan, timnya memulai bekerja dengan Timnas U-19 sejak Mei 2014. Ia bersama timnya menilai performa fisik yakni komposisi tubuh. “Komposisi tubuh meliputi tebal lemak kulit hingga kami bisa mendefinisikan apakah perawakan tubuh mereka sudah pas atau belum untuk seorang atlet sepak bola,” tutur Mirza.

Mirza kemudian berdiskusi dengan dokter Timnas U-19, Alfan Nur Asyhar. Dari hasil diskusi tersebut, Mirza menjelaskan, timnya diminta bantuan untuk mengatur makanan penggawa Garuda Jaya. Selanjutnya, tim ini mendata asupan makanan Timnas U-19 dan menilai kekurangan serta kelebihan asuapan itu.

“Hasilnya untuk profil somatotype sudah sesuai dengan standar internasional atlet sepak bola. Kami pakai rujukan atlet Inggris dan Australia. Kita enggak jauh beda dengan mereka soal perawakan tubuhnya. Bahkan yang paling bagus, kita punya pemain di posisi striker dan kiper,” ujarnya.  

Dijelaskan Mirza, timnya berusaha menjaga standar yang telah dicapai Timnas U-19. Cara menjaganya dengan program memorsi makanan yang dikonsumsi Timnas U-19. Memorsi makanan dilakukan dengan tiga penerapan yakni memorsi makanan saat latihan biasa, memorsi makanan jelang bertanding, dan memorsi makanan setelah bertanding (recovery).    

Porsi makananan antarpemain diberikan berbeda. Setiap pemain diberikan makanan dengan wadah kotak dan terdapat sebuah catatan mengenai kandungan gizi makanan atau etiket. Hal ini memudahkan tim nutrisi dalam menakar porsi makanan yang tepat untuk setiap individu.

Sumber makanan berasal dari karbohidrat, protein, dan lemak. Ketiga sumber ini akan menyuplai energi.

“Yang paling banyak diatur adalah sumber karbohidrat. Ini sumber paling utama. Mencegah kebosanan, kami melakukan variasi dengan tidak hanya memberikan nasi. Namun, kami juga berikan nasi merah, pasta, dan bihun,” jelas Mirza.  

Dengan memorsi makanan, Timnas U-19 bisa terhindar dari penyakit kolesterol dan asam urat. “Awal kami masuk, kami melihat tim makan telur hingga 8 butir per hari. Padahal, tidak ada pembentukan otot. Kolesterol mereka jadinya tinggi. Asam urat mereka juga tinggi. Alhamdullilah, kami atasi dalam sebulan,” tuturnya.

Selain memorsi makanan, tim nutrisi juga melakukan tes urin bagi Timnas U-19 jelang bertanding. Tes urin dilakukan untuk menghindari kehilangan cairan berlebih saat bertanding sehingga mereka tetap prima dan bugar. “Hal ini juga mengurangi risiko cedera,” kata Mirza.

Timnas U-19 juga harus menjalani timbang badan sebelum bertanding. “Kalau ada pemain yang misalnya kehilangan berat badan satu setengah kilo setelah bertanding, kami menganjurkan dia minum untuk menggantikan berat badan. Kami selalu memantau itu. Anda pun bisa lihat saat mereka tandingan tidak terlihat lelah hingga akhir pertandingan. Tujuan kami performa fisik mereka prima dan bugar,” lanjutnya.

Sumber: Kompas.com

Baca Juga

deras.co.id

Ukraina, Georgia Dan Polandia Jadi Tiga Tim Terakhir Lolos Ke Euro 2024

DERAS.CO.ID – Jakarta – Timnas Ukraina, Georgia, dan Polandia menjadi tiga tim negara terakhir yang …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *