Friday , March 29 2024
Beranda / Berita / Carut Marut E-KTP, 7 Juta Warga Gerah Tak Kunjung Dapatkan E-KTP
deras.co.id

Carut Marut E-KTP, 7 Juta Warga Gerah Tak Kunjung Dapatkan E-KTP

Jakarta, Masyarakat mendesak Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) agar mempercepat pencetakan kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP) karena sudah terlalu lama hanya memegang surat keterangan (suket). Keberadaan suket dinilai tidak praktis dan berlakunya hanya enam bulan.

Dari data terakhir di Kemendagri, hingga kini ada sekitar 7 juta warga yang belum mendapat cetakan e-KTP meski sudah melakukan perekaman. Selain itu, ada 4,5 juta warga yang sudah melakukan perekaman namun masih antre untuk penunggalan data. Adapun jumlah penduduk yang wajib mendapat e-KTP terdata sebanyak 189 juta orang. Sekitar 5,02% dari jumlah itu diketahui belum melakukan perekaman.

Desakan masyarakat untuk mempercepat pencetakan tersebut antara lain tecermin saat ribuan warga yang kemarin berbondong-bondong mendatangi stan Kemendagri di pelataran Teater Imax Keong Mas, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Jumat (20/10/2017). Di stan arena Nusantara Expo dan Forum 2017 tersebut, warga rela antre berjam-jam demi bisa mencetak e-KTP. Bahkan, sebagian mereka antre sejak habis subuh lalu berpanas-panasan dan akhirnya basah kehujanan. Layanan kemarin ditutup pukul 15.00, namun stan Kemendagri terus didatangi warga.

Di stan ini, Kemendagri serta Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil DKI Jakarta sebenarnya hanya berniat melayani proses perekaman data. Bahkan, target warga yang diharapkan datang tidak lebih dari 100 orang. Namun, kedatangan ribuan warga yang tiba-tiba ke lokasi untuk mencetak e-KTP membuat Kemendagri tidak bisa berbuat banyak.

Ketua Komisi II DPR Zainudin Amali mengatakan tingginya animo warga untuk mendapatkan e-KTP harus direspons positif Kemendagri dengan mempercepat pencetakan. Menurutnya, animo warga itu wajar karena mereka ingin mendapatkan hak-haknya sebagai warga Indonesia. Dari sisi regulasi, pemerintah juga diamanatkan untuk bisa menyelesaikan pencetakan itu paling lambat akhir 2018.

“Kemendagri harus menyelesaikan masalah pencetakan sebelum Pemilu 2019, sebab itu sudah menjadi amanat Undang-Undang Pemilu bahwa e-KTP menjadi syarat untuk memilih,” katanya.

Pakar administrasi publik dari Universitas Indonesia Lina Miftahul Jannah menilai kasus membeludaknya antrean perekaman dan pencetakan e-KTP di TMII harus menjadi perhatian pemerintah. Antusiasme itu menunjukkan masyarakat ingin layanan yang cepat. Dia yakin bahwa banyak masyarakat yang datang karena belum mendapatkan fisik e-KTP walau pun telah melakukan perekaman data.

“Sebenarnya kalau buat saya, ini mungkin keinginan mempercepat layanan. Layanan di daerah lambat, padahal masyarakat inginnya cepat. Akhirnya momen seperti ini langsung dimanfaatkan masyarakat,” katanya.

Lina menilai jika pemerintah ingin segera menuntaskan pekerjaan yang tersisa terkait e-KTP maka jemput bola harus jadi salah satu alternatif. “Tapi jangan satu tempat dan satu momen. Kalau bisa, pemerintah jemput bola seperti pengembang mempromosikan apartemen yang sampai ke stasiun. Jangan hanya di Expo TMII,” paparnya.

Pemda Diminta Proaktif

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo mengatakan, layanan perekaman di TMII digelar untuk mempercepat penuntasan e-KTP. Dia berharap layanan ini juga ditiru daerah-daerah lain agar seluruh warga terdata dalam KTP berbasis digital tersebut. “Ya, seharusnya di semua kabupaten/kota harus membuka diri, tapi di samping itu masyarakat harus proaktif,” ujar Tjahjo di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (20/10/2017).

Selain lewat layanan stan di tempat khusus, warga juga bisa melakukan perekaman di kantor Kemendagri. Pada Sabtu dan Minggu, layanan ini juga tetap buka. Saat ini masih ada sekitar 1,9 juta KTP ganda. Munculnya KTP ganda ini antara lain disebabkan seseorang pindah alamat, tetapi belum melapor, meninggal dunia, tugas atau belajar di luar negeri. Berbekal respons positif di TMII, Kemendagri bertekad mengintensifkan layanan e-KTP.

“Ini kan ibaratnya jemput bola. Di setiap event bahkan orang hajatan, orang mantu, di masjid setelah salat Jumat, pas hari jadi kabupaten atau provinsi, pameran pembangunan akan ikut,” papar Direktur Jenderal Dukcapil Kemendagri Zudan Arif Fakrullah.

Untuk layanan di TMII, Zudan mengatakan Sabtu ini akan membuka loket lebih banyak, termasuk juga akan menurunkan petugas yang lebih banyak. “Semuanya layanan pengecekan dan perekaman berhenti besok. Karena Minggu hari terakhir, jadi tinggal hanya membagi. Sudah tidak ada pengusulan baru. Mudah-mudahan tidak hujan.”

Sesditjen Kependudukan dan Catatan Sipil Kemendagri I Gede Surata mengatakan, secara nasional, pencetakan e-KTP juga terus berjalan secara berangsur-angsur. Ketersediaan blangko e-KTP pun sangat mencukupi hingga akhir 2018 mendatang. “Karena masyarakat sudah datang, kami tidak bisa menolaknya. Masyarakat tak salah, kami mohon maaf kalau pelayanan tidak memuaskan,” ujarnya di pelataran parkir Teater Imax Keong Mas kemarin.

Oman Nuryani,40, warga Kelurahan Lubang Buaya, Cipayung, mengaku tiga jam lebih mengantre demi bisa mencetak e-KTP. “Iya sudah dari pukul 8 pagi tadi, sampai saat ini belum nyampai,” kata Oman.

Dia mengaku sudah setahun yang lalu melakukan perekaman di kecamatan. Namun lantaran saat itu blangko e-KTP di kecamatan habis, akhirnya Oman tidak kunjung mendapatkan cetakan e-KTP. “Sebagai pengganti e-KTP, saya dikasih suket ini. Tapi kalau yang ini kan mesti diperpanjang enam bulan sekali, mana gede enggak bisa dimasukin dompet,” katanya.

Sekitar pukul 13.00 WIB kemarin, langit di TMII mulai terlihat mendung, hingga akhirnya hujan semakin deras. Warga dalam antrean pun sebagian berlarian mencari tempat teduh, namun sebagian warga yang membawa payung memilih bertahan, begitu pun dengan warga yang telah mempersiapkan jas hujan.

Lusia Bambang,66, wanita paruh baya ini terpaksa mengantre di bawah guyuran hujan. Berbekal payung dan jas hujan yang baru saja dibelinya seharga Rp10.000, Lusia sengaja tidak keluar antrean karena tidak ingin mengulang antrean dari awal lagi. Lusia mengaku kesal lantaran percetakan e-KTP-nya tidak kunjung selesai sejak 2012.

Bahkan sejak itu, dia pun kerap bolak-balik kelurahan menanyakan kapan cetak e-KTP diselesaikan. “Sudah agak lama, enggak jadi terus, selalu ada kendala. Katanya nanti dikirim ke RT, tapi enggak pernah ada kabar lagi. Saya lalu ke kelurahan beberapa kali, tapi belum jadi juga,” kata warga Kelurahan Jatirahayu, Pondok Melati, Kota Bekasi itu.

Sumber: sindonews.com

Baca Juga

deras.co.id

Satnarkoba Polres Sergai Ringkus Seorang Residivis Terduga Pengedar Sabu Di Silinda

DERAS.CO.ID – Sergai – Tim Opsnal Satnarkoba Polres Serdangbedagai (Sergai) berhasil meringkus seorang residivis berinisial …