Friday , March 29 2024
Beranda / Berita / Benarkah Kecanduan Smartphone Bisa Membuat Otak Remaja Rusak?
deras.co.id

Benarkah Kecanduan Smartphone Bisa Membuat Otak Remaja Rusak?

Sebuah penelitian yang dilakukan ilmuwan dari Universitas Korea, Seoul, Korea Selatan menyebutkan, remaja yang kecanduan ponsel pintar (smartphone) merusak kesehatan mental.

Akibatnya, remaja tersebut mengalami depresi dan cemas. Ketua tim penelitian Dr Hyung Suk Seo mengingatkan, ada lebih banyak bahaya akibat kecanduan smartphone.

“Remaja yang kecanduan ponsel dan berselancar di dunia internet memiliki ketidakseimbangan kimiawi di otak mereka yang membuat mereka depresi dan cemas,” kata Seo, dikutip Sputniknews, Senin, 4 Desember 2017.

Ia dan timnya melakukan penelitian terhadap 19 remaja berusia 15,5 tahun, di mana rata-rata terdiri dari 9 pria dan 10 wanita yang sebelumnya didiagnosis mengalami kecanduan internet.

Menurut Seo, otak para peserta dipelajari dengan menggunakan spektroskopi resonansi magnetik (magnetic resonance spectroscopy/MRS), terapi perilaku kognitif dan tes standar untuk mengevaluasi bagaimana kecanduan tersebut mempengaruhi kehidupan sosial, pola tidur dan kesehatan mental mereka.

Setelah mengikuti ujian MRS, tim menemukan bahwa peserta kecanduan dibandingkan dengan kelompok kontrol yang sehat.

Selain itu, memiliki rasio GABA yang lebih tinggi terhadap Glx sebelum terapi perilaku kognitif, di daerah korteks anterior cingulate otak, yang terlihat pada kognisi dan pengendalian emosi.

GABA adalah penghambat neurotransmitter yang berinteraksi dengan sinapsis saraf yang memperlambat sinyal antara sel-sel otak.

GABA menyeimbangkan efek Glx, atau neurotransmiter eksitasi yang mempercepat sinyal listrik di otak. “Rasio neurotransmitter ini terkait dengan tingkat kecanduan yang parah terhadap smartphone dan internet serta perkembangan kecemasan dan depresi,” ujarnya menjelaskan.

Ia melakukan hipotesis bahwa tingkat GABA di korteks anterior cingulate remaja dengan kecanduan smartphone atau internet dapat dikaitkan dengan pemrosesan kognitif dan emosional yang rusak di otak.

Namun, penelitian ini belum dikonfirmasi oleh studi klinis lebih lanjut. Meski begitu, Seo mengingatkan bahwa pentingnya menjalankan gaya hidup yang sehat dan ‘normal’. “Kami menyoroti pentingnya menjalani gaya hidup yang lebih sehat dan tidak bergantung pada teknologi yang berlebihan.”

Sumber: viva.co.id

Baca Juga

deras.co.id

Satnarkoba Polres Sergai Ringkus Seorang Residivis Terduga Pengedar Sabu Di Silinda

DERAS.CO.ID – Sergai – Tim Opsnal Satnarkoba Polres Serdangbedagai (Sergai) berhasil meringkus seorang residivis berinisial …