Friday , March 29 2024
Beranda / Berita / Kehidupan Pendidikan Warga Palestina Di Bawah Tekanan Zionis
deras.co.id

Kehidupan Pendidikan Warga Palestina Di Bawah Tekanan Zionis

Rakyat Palestina yang ada di bawah tekanan dan penjajahan Israel hidup penuh kesulitan serta keterbatasan. Di samping itu, banyak persoalan yang menghambat kemajuan pendidikan di Palestina.

Chairman of the Board of Trustees Islamic University of Gaza atau Ketua Senat Universitas Islam Gaza (IUG), Prof Nasreddin El Mezaini menceritakan, sebelum tahun 1967, Tepi Barat (West Bank) dikelola oleh Yordania. Sementara, Gaza dikelola oleh Pemerintah Mesir.

“Tidak terhubung antara Gaza dan West Bank meskipun di satu wilayah karena dipisahkan oleh blokade dan kawalan ketat Israel,” kata Prof Nasreddin saat menghadiri Halaqah yang diselenggarakan Lembaga Dakwah PBNU dan IUG di Gedung PBNU pada Rabu (24/1) sore.

Ia menceritakan, di Palestina tidak ada universitas yang dibangun. Sampai sekarang pun Israel tidak mau membangun universitas. Israel tidak mau mencerdaskan masyarakat Palestina. Seiring berjalannya waktu, mulai dibangun beberapa universitas di Palestina. Tapi, semua universitas yang ada milik swasta. Universitas swasta tersebut dibiayai oleh para donatur. Ditambah sedikit uang iuran dari mahasiswa yang mampu membayar.

“Kalau mau mendapatkan pendidikan yang baik, orang-orang yang tinggal di Gaza harus pergi ke luar negeri,” ujarnya.

Prof. Nasreddin menjelaskan, dulu membuat sekolah menggunakan tenda. Yang dipentingkan adalah orang Palestina tetap mendapat pendidikan. Sekolah tersebut diberi nama Tent University (Universitas Tenda). Setelah cukup lama, dibangunlah ruangan kelas tapi mirip bangunan gudang.

Ia menyampaikan, kondisi terbaru sekolah tersebut sekarang sudah jadi bangunan kampus yang layak. Sekarang dikenal dengan nama Islamic University of Gaza. Akan tetapi masih banyak kendala di bidang pendidikan. Terutama masalah pembayaran dan pembiayaan.

“Selama ini biaya berasal dari bantuan orang-orang, pemerintah dan kerajaan, ada tambahan sedikit dari iuran mahasiswa,” jelasnya.

Beberapa tahun terakhir, diterangkan dia, jumlah mahasiswa sudah mencapai 20 ribu orang. Setiap tahun sekitar 4.000 sampai 5.000 mahasiswa diwisuda. Sekarang, jaringan universitas sudah cukup banyak di beberapa negara.

Prof Nasreddin mengungkapkan, sangat ingin membantu warga miskin di Gaza agar tetap bisa sekolah. Oleh karena itu, ia ingin terus berjuang untuk mengembangkan IUG.

Sumber: republika.co.id

Baca Juga

deras.co.id

Satnarkoba Polres Sergai Ringkus Seorang Residivis Terduga Pengedar Sabu Di Silinda

DERAS.CO.ID – Sergai – Tim Opsnal Satnarkoba Polres Serdangbedagai (Sergai) berhasil meringkus seorang residivis berinisial …