Friday , March 29 2024
Beranda / Inspirasi / Apakah Bisnis Itu Berisiko?
shafiyyatul.com

Apakah Bisnis Itu Berisiko?

Semua orang pasti akan menasehati Anda tentang besarnya risiko memulai bisnis sendiri. Apakah memang benar bahwa bisnis itu berisiko? Jawaban saya, “Bisnis itu tidak berisiko, yang berisiko itu orang yang menjalankannya!”
Ya, yang paling berisiko itu sebenarnya Anda sendiri, dari mulai ragu-ragu, tidak yakin, pesimis, dan berbagai macam sifat lainnya yang justru menjadikan bisnis Anda sangat berisiko. Kata risiko itulah yang membuat segalanya menjadi berantakan dan yang lebih parahnya mungkin bisa membuat badan Anda demam, menggigil dan ujung-ujungnya bisa ditebak… Tidak jadi berbisnis.
Memang betul bahwa dalam bisnis itu ada risikonya. Tapi risiko ini terbagi menjadi dua: terukur dan tidak terukur. Kalau Anda sudah mempersiapkan diri sebaik mungkin yang dilengkapi dengan keahlian dan ketrampilan serta ilmu dasar dari bisnis yang akan dijalankan, maka risiko itu akan berkurang dengan sendirinya. Memang risiko tidak bisa dihilangkan 100 persen, namun bisa dikurangi dengan persiapan yang matang, kerja keras dan doa.
Jika Anda ingin memulai berwirausaha, jangan pernah membuang-buang waktu dengan suatu bisnis yang Anda sendiri tidak senang menjalankannya. Jadi awalnya Anda harus senang dulu, baru setelah bisnis itu sudah jalan Anda harus menjalankannya dengan profesionalitas dan inovasi, tidak bisa lagi main-main karena persaingan sangat ketat dan saling ‘bunuh’.
Banyak sudah contoh bagaimana para pengusaha kandas di langkah awal karena mereka hanya ikut-ikutan bisnis yang sedang hits tanpa adanya persiapan yang baik. Mereka hanya bermodalkan uang, ikut-ikutan, dan diurus tanpa tim yang professional dan handal. Banyak sekali yang akan dikorbankan dari mulai kehabisan waktu, uang, tenaga, pikiran dan bahkan tagihan utang yang membengkak. Itulah risiko memulai usaha dengan coba-coba.
Memulai suatu usaha memang bukanlah sesuatu yang instan, tetapi membutuhkan proses dan juga kesabaran. Keberhasilan ataupun kegagalan adalah satu paket yang harus dihadapi oleh setiap pengusaha yang akan membuatnya terus belajar dan meningkatkan kemampuan.
Jika lebih mementingkan ego pribadi dan melupakan proses, maka Anda akan mengambil jalan pintas yang justru akan sangat berbahaya bagi masa depan. Dan akhirnya, Anda hanya bisa menyalahkan situasi yang tidak sesuai dengan keinginan kita dan menyerah dengan keadaan yang ada. Jadi, menjalani proses adalah kenikmatan yang akan dirasakan di ujung perjalanan dan di saat itu Anda akan lebih menghargai sebuah kesuksesan karena diraih dengan usaha, keringat dan air mata.
Jika Anda sudah mempunyai keinginan yang kuat untuk berusaha, maka itu sudah patut disyukuri. Namun keinginan saja belum cukup, tapi harus dilengkapi dengan ilmu dan ketrampilan agar bisa langsung praktek dalam berusaha.
Masih ingatkah Anda pada saat kecil dulu, saat mau belajar naik sepeda, orang tua pasti memberitahu tentang cara dasar bersepeda. Lalu Anda mulai mencoba menaikinya, dan dalam prosesnya, jatuh bangun dan luka adalah hal yang harus dialami agar mampu bersepeda dengan baik. Berbisnis pun demikian, Anda harus belajar dulu, mencoba, melewati proses jatuh bangun dan pada akhirnya benar-benar mahir dalam berbisnis.
Pembelajaran selama jatuh bangun itu akan membuat Anda mengerti tentang arti proses, mana yang harus direncanakan dengan baik, mana yang harus dihindari, dan bagaimana cara mengelola resiko agar terhindar dari kegagalan. Untuk mendapatkan naluri bisnis yang baik, Anda harus ditempa terlebih dahulu dengan berbagai macam kegagalan dan kesedihan. Syaratnya hanya satu: jangan cengeng!
Malcolm Gladwell dalam bukunya The Outliers mengatakan bahwa minimal setiap orang harus mengalami masa 10.000 jam latihan atau setara dengan 10 tahun agar benar-benar menjadi seorang yang ahli di bidangnya. Kerikil dan batu tajam adalah tantangan yang harus dilalui dalam proses tersebut. Jadi kalau sekarang baru belajar 1-2 tahun lalu menyerah, jelas Anda tidak akan pernah sukses.
Namun jika Anda terus belajar dari sebuah proses, terus memperbaiki diri, bekerja dengan penuh integritas dan selalu memberikan yang terbaik, maka yakinlah suatu saat nanti Allah pasti akan memberikan hasil terbaik bagi Anda.
Janji-Nya adalah akan memberikan apa yang diusahakan oleh hamba-Nya, “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sebelum kaum itu mengubah nasibnya sendiri.” (QS. Al-Hujurat [13]: 11). Maknanya adalah bahwa setiap hasil harus diusahakan oleh manusia itu sendiri, baru Dia yang akan memberikan hasilnya sesuai yang diusahakan oleh sang hamba.
Selamat berjuang dan selamat menghadapi risiko!

sumber: bisniskeuangan.kompas.com

Baca Juga

deras.co.id

QLR YPSA Membangun Karakter dan Menggali Potensi Diri

DERAS.CO.ID – Sebanyak 952 peserta ikuti pembukaan Quantum Leadership Ramadhan (QLR) XXIII Yayasan Pendidikan Shafiyyatul …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *