Friday , April 19 2024
Beranda / Inspirasi / Andai Aku Menjadi SmartPhone Mama Dan Papa
shafiyyatul.com

Andai Aku Menjadi SmartPhone Mama Dan Papa

Apa yang ada dibenak kamu kalo seorang anak kecil bilang mau jadi smartphone? Engga mungkin sedih, pasti kedengerannya lucu! Emang lucu sih Kawan Muda, awalnya, tapi pasti pandangan kamu berubah habis denger cerita yang satu ini.

Cerita tentang anak kecil ini lagi hits banget di dunia, terutama di Jepang. Langsung aja kamu baca kisahnya yang udah Genmuda.com terjemahin buat Kawan Muda.

Aku Ingin Menjadi Smartphone

Pada suatu malam, seorang istri dan suaminya baru saja menyelesaikan makan malam dan kemudian mereka duduk di ruang tamu bersama-sama.

Sang istri berprofesi sebagai seorang guru di taman kanak-kanak, ia sibuk memerika tugas anak didiknya yang ditugaskan untuk menulis sesuatu yang mereka impi-impikan. Engga lama kemudian suaminya bergabung di ruang tamu sambil mainin hp, setelah kerja keras seharian.

Setelah memeriksa seluruh tugas muridnya, ia sadar ternyata ada yang satu yang tertinggal. Isinya,

“Aku bermimpi bisa jadi smartphone. Aku pengen banget jadi smartphone karena Mama dan Papa sayang banget sama smartphone mereka.

Mama dan Papaku setiap hari cuma merhatiin smartphone mereka, sampai terkadang mereka lupa sama aku.

Kalo Mama dan Papa udah pulang kerja, mereka ngabisin waktunya sama smartphone, bukan aku. Udah dirumah, walaupun lagi sibuk ngurusin sesuatu, kalo smartphone-nya bunyi, mereka langsung buru-buru ambil. Tapi mereka engga ngelakuin hal itu ke aku kalo aku lagi nangis.

Mama dan Papa main game sendiri dari smartphone, engga ngajak aku. Kalo mereka lagi ngobrol di telepon, aku mau ngasih liat nilai ujianku yang bagus, mereka malah nyuruh aku pergi karena lagi ngobrol.

Itulah kenapa aku pengen banget jadi smartphone. Aku berharap Mama dan Papa merhatiin aku kalo aku jadi smartphone.”

Setelah membaca tulisan itu, sang istri menangis. Suaminya bertanya apa yang membuatnya menangis, dan istrinya ngasih liat tulisan anak kecil itu. Dengan cepat sang suami baca dan nanya siapa murid yang menulis ini.

Sang istri bergegas ngeliat kolom nama murid yang disediain. Setelah tau, dia malah tambah nangis.

“Ini bukan tulisan muridku” Jawab sang istri. “Ini tulisan dari anak lak-laki kita” *tissue mana tissue

Kejadian di atas kayaknya berhasil mukul orang tua di dunia dan kita secara umum. Hidup di era modern yang mengharuskan kita engga jauh dari smartphone, apalagi tinggal di Negara yang mobilitasnya tinggi. Akhirnya, ngebuat kita jadi mengabaikan hal-hal kecil di sekitar yang mungkin berdampak bagi seseorang. Ironis.

Cerita ini mengajarkan kalo anak kecil itu selalu memperhatikan segala hal, bahkan ketika mereka diabaikan. Hal ini bisa jadi luka buat mereka seumur hidup. Satu poin yang bisa kita ambil, letakan smartphone kamu dan mulai perhatikan lingkungan sekitar. Jadilah manusia modern yang hidup lebih manusiawi.

Sumber : www.genmuda.com

Baca Juga

deras.co.id

QLR YPSA Membangun Karakter dan Menggali Potensi Diri

DERAS.CO.ID – Sebanyak 952 peserta ikuti pembukaan Quantum Leadership Ramadhan (QLR) XXIII Yayasan Pendidikan Shafiyyatul …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *