Thursday , March 28 2024
Beranda / Berita / Daftar Kasus Genosida yang banyak memakan korban, Indonesia No. . .

Daftar Kasus Genosida yang banyak memakan korban, Indonesia No. . .

Genosida adalah tindakan yang disengaja untuk secara sistematis menghilangkan kelompok budaya, etnis, bahasa, kebangsaan, ras atau agama lain. Kata ini diambil dari bahasa Yunani γένος genos (‘ras’, ‘bangsa’ atau ‘rakyat’) dan bahasa Latin caedere (‘pembunuhan’).

Istilah “genosida” tidak ada sebelum tahun 1944. Ini adalah istilah yang sangat spesifik, mengacu pada kejahatan kekerasan yang dilakukan terhadap kelompok-kelompok dengan maksud untuk menghancurkan keberadaan kelompok dan hak asasi manusia, seperti yang tercantum dalam RUU AS Rights atau Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia PBB 1948 mengenai keprihatinan hak-hak individu.

Tanpa mengurangi rasa hormat kepada korban genosida, berikut akan diuraikan kasus genosida yang paling banyak memakan korban :

6. Tragedi Westerling, Indonesia, 40 ribu korban

Salah satu genosida yang paling mengerikan datang dari Sulawesi Selatan. Pembantaian Westerling dilakukan di bawah pimpinan Raymond Pierre Paul Westerling. Pembantaian ini dilakukan karena Belanda tidak bisa menerima kedaulatan yang dimiliki Indonesia karena sudah merdeka. Peristiwa yang terjadi dari Desember 1946 hingga Februari 1947 ini menelan sekitar 40.000 jiwa sipil melayang.

Para warga sipil yang diduga sebagai pejuang dikumpulkan di suatu lapangan. Mereka disuruh untuk membuat galian. Selepas itu para tentara Belanda menembaki mereka hingga jatuh ke dalam lubang galian yang mereka buat sendiri.

Pada tahun 1947, Indonesia menyampaikan jumlah korban pembantaian ini mencapai 40.000 jiwa kepada Dewan Keamanan PBB. Tindakan Westerling bersama dengan pasukannya bisa bebas dari tuntutan pelanggaran HAM karena tindakan ini mendapatkan izin dari Letjen Spoor dan Wakil Gubernur Jenderal Dr. Hubertus Johannes van Mook. Sehingga pembantaian ini ada di bawah tanggung jawab Angkatan Perang Belanda dan pemerintahnya.

Permintaan maaf atas tragedi ini disampaikan oleh Duta Besar Belanda untuk Indonesia, Tjeerd de Zwaan pada 12 September 2013. Kompensasi juga diberikan dari pemerintah Belanda untuk 10 janda yang ditinggal mati suaminya akibat tragedi ini, yaitu sebesar 20 ribu Euro atau sekitar Rp 301 juta.

5. Tragedi Nanking, China (Tiongkok), 300 ribu korban

Pada tahun 1937, Jepang melakukan genosida saat menguasai Kota Nanking, China. Genosida itu dilakukan dengan cara membunuh warga secara massal. Jepang melakukan pembantaian selama enam minggu sejak tanggal 13 Desember 1937 atau hari pertama mereka menguasai Nanking. Selama periode ini, antara 40 ribu hingga lebih 300 ribu warga sipil Tiongkok dibunuh dan dilucuti oleh Tentara Kekaisaran Jepang.

Para pelaku kekejaman genosida Nanking dicap sebagai penjahat perang. Mereka kemudian diadili dan dinyatakan bersalah di Pengadilan Militer Internasional serta di Pengadilan Kejahatan Perang Nanjing. Mereka kemudian dieksekusi. Pemerintah Jepang telah mengakui tindakan pembantaian dalam jumlah besar itu. Namun hingga saat ini, masyarakat Jepang masih menyangkal peristiwa itu.

4. Pembantaian massal Anggota PKI, Indonesia, 500 ribu

Peristiwa pembantaian para aktivis maupun simpatisan Partai Komunis Indonesia (PKI) memang menjadi salah satu catatan sejarah paling kelam. Sekitar 500.000 jiwa dibantai karena dianggap ikut serta dalam sebuah partai yang dilarang dan dianggap sebagai komunis. Hal ini terjadi setelah gerakan G30S/PKI.

Pembantaian yang dimulai di bulan Oktober 1965 ini bermula di Jakarta dan menyebar ke Jawa Tengah hingga Bali. Selain itu, pembantaian juga dilaksanakan di beberapa pulau-pulau kecil lainnya. Para petinggi PKI diburu dan ditangkap serta dibunuh.

Cara pembantaiannya pun dilakukan dengan cara yang beragam, ada yang ditembak ataupun dipenggal kepalanya menggunakan pedang samurai khas Jepang. Mayat-mayat tersebut kemudian dibuang ke sungai. Di wilayah Kediri, para ulama meminta para komunis untuk berbaris lalu digorok lehernya. Mayatnya pun dibuang ke sungai.

3. Nazi Jerman membantai yahudi, Hampir 1 juta korban

Peristiwa ini terjadi pada Perang Dunia II atau sekitar tahun 1939 hingga 1945. Peristiwa pembantaian oleh Nazi kepada orang-orang Yahudi itu dilakukan dengan cara genosida atau pembantaian secara sistematis untuk menghancurkan suatu kaum. Pembunuhan ini langsung dipimpin oleh Adolf Hitler yang merupakan Ketua Partai Nazi atau Nationalsozialistische Deutsche Arbeiterpartei (NSDAP). Pembantaian yang dilakukan oleh Nazi Jerman ini dilakukan di semua wilayah yang dikuasai oleh Hitler.

Israel beserta sekutunya menyebut genosida ini menewaskan 6 juta orang. Namun ada yang menyebut bahwa mereka hanya mendramatisasi, karena korbannya tidak sampai 1 juta.

2. Tragedi American Native / Penduduk Asli Amerika, 1 juta korban

Sangat sulit untuk menentukan dengan tepat berapa banyak pribumi yang ada di Amerika sebelum kedatangan Christopher Columbus, tetapi diperkirakan jumlah mereka minimal satu juta. Setelah tahun  1492, orang Eropa datang ke Amerika seperti sebuah banjir besar. Jumlah mereka yang besar di Amerika membuat mereka dapat merebut kendali atas sumber daya alam yang besar di Dunia Baru ini. Meskipun demikian terdapat kerikil besar dalam Dunia Baru ini, yaitu penduduk aslinya yang tidak senang akan kedatangan orang asing.

Di Amerika Selatan, Francisco Pizarro membantai bangsa Inca. Di Meksiko, Hernán Cortés menghancurkan Aztec. Tapi yang paling menjadi penyebab kehancuran penduduk asli ini adalah penyakit terutama penyakit cacar karena mereka tidak memiliki kekebalan. Apakah Eropa sengaja berusaha untuk menginfeksi orang-orang pribumi? hal ini masih diperdebatkan. Jutaan penduduk asli tewas, desa-desa mereka dibakar. Hingga hari ini telah banyak suku dan adat istiadat kuno Amerika telah hilang selamanya.

1. Tragedi Khmer Merah Polpot, Kamboja, 2 juta korban

Khmer Merah (Bahasa Perancis: Khmer Rouge) adalah cabang militer Partai Komunis Kampuchea (nama Kamboja kala itu). Pada tahun 1960-an dan 1970-an, Khmer Merah melakukan perang gerilya melawan rezim Shihanouk dan Marsekal Lon Nol. Pada 17 April 1975, Khmer Merah yang dipimpin oleh Pol Pot berhasil menggulingkan kekuasaan dan menjadi pemimpin Kamboja.

Hanya dalam beberapa hari saja, rezim baru ini telah menghukum mati sejumlah besar rakyat Kamboja yang tadinya bergabung dengan rezim Lon Nol. Penduduk Phnom Phen dan juga penduduk di provinsi lain terpaksa keluar dari kota dan pindah ke daerah-daerah penampungan. Phnom Phen menjadi kota mati. Seluruh perekonomian di seluruh negeri berubah di bawah garis keras komunis, Uang hilang dari peredaran. Akibat dari semua itu adalah terjadinya kelaparan dan wabah penyakit di daerah tersebut.

Selama 44 bulan berikutnya, jutaan orang Kamboja menjadi korban teror dari Khmer Merah. Para pengungsi yang berhasil lari ke Thailand menceritakan kekejaman kelompok ini yang antara lain menghukum mati anak-anak hanya karena mereka tidak lahir dari keluarga petani. Selain itu orang-orang keturunan Vietnam dan Cina juga turut diteror dan dibunuh. Siapa saja yang disangka sebagai orang yang berpendidikan, atau menjadi angota dari keluarga pedagang pasti dibunuh dengan cara dipukul sampai mati, bukan dengan ditembak dengan dalih untuk menghemat amunisi.

Jumlah rakyat Kampuchea yang meninggal selama Khmer Merah berkuasa diperkirakan mencapai 2 juta jiwa!

Diolah dari berbagai sumber 

Baca Juga

deras.co.id

Satnarkoba Polres Sergai Ringkus Seorang Residivis Terduga Pengedar Sabu Di Silinda

DERAS.CO.ID – Sergai – Tim Opsnal Satnarkoba Polres Serdangbedagai (Sergai) berhasil meringkus seorang residivis berinisial …