Raksasa mesin pencari yang juga pemilik sistem operasi Android, Google, mengumumkan hal penting. Ini terkait sistem otentifikasi biometrik baru yang menjamin bahwa Android P atau Android 9.0 menjadi lebih aman digunakan.
Seperti dilansir dari laman Softpedia, Jumat (22/6), Google mengumumkan bahwa pihaknya berencana untuk meningkatkan mekanisme otentikasi biometrik yang tersedia di sistem operasi Android mobile berbasis Linux. Sistem tersebut bakal tersemat dalam rilis Android P mendatang. Hal itu guna menawarkan keamanan dan privasi yang lebih baik kepada pengguna.
Selain itu juga karena mekanisme otentikasi biometrik seperti pemindaian sidik jari, iris mata, dan deteksi wajah sebagai pembuka kunci menjadi semakin populer di kalangan pengguna Android.
Google merasa harus membuatnya lebih aman dan meningkatkannya untuk menawarkan privasi yang lebih baik kepada pengguna. Perusahaan ini berencana untuk mendefinisikan model lebih baik untuk mengukur keamanan biometrik yang akan mereka lepas ke Android P.
Android P sendiri merupakan rilis besar berikutnya dari sistem operasi seluler Android yang diperkirakan akan hadir pada musim panas atau sekitar Juli hingga September. Perangkat lunak ini bakal menjadi yang pertama kali menggunakan metode otentikasi yang jauh lebih baik. Google juga berencana membuat platform umum untuk pengembang aplikasi untuk mengintegrasikan otentikasi biometrik ke dalam aplikasi mereka.
Pada Android 8.1 Oreo, Google menggunakan empat metode pembelajaran mesin untuk otentikasi biometrik, yaitu False Accept Rate (FAR), False Reject Rate (FRR), Spoof Accept Rate (SAR), dan Imposter Accept Rate (IAR). Ini dirancang untuk menawarkan pemblokiran biometrik yang akurat dan tepat, serta tingkat keamanan untuk kemungkinan spoofing otentikasi biometrik memotong.
Sekadar informasi, Spoofing adalah metode yang digunakan untuk memperoleh akses yang tidak sah ke suatu komputer atau informasi. Biasanya penyerang berhubungan dengan pengguna dengan berpura-pura memalsukan bahwa mereka adalah host yang dapat dipercaya.
Sementara untuk Android P, Google ingin mengambil otentikasi biometrik ke tingkat berikutnya dengan memaksa biometrik yang lemah. Termasuk mengharuskan pengguna memasukkan kembali kata sandi, pola, PIN, atau biometrik kuat untuk membuka kunci perangkat mereka jika belum digunakan selama 4 jam.
Selain itu, pengguna Android P tidak akan dapat menggunakan biometrik yang lemah untuk mengautentikasi pembayaran atau transaksi serupa. “Android P akan membiarkan pengembang mengintegrasikan otentikasi biometrik ke dalam aplikasi mereka,” kata Vishwath Mohan yang merupakan insinyur keamanan di Google dalam blog resminya.
Bagian kedua dari penegakkan otentikasi biometrik yang diumumkan hari ini oleh Google adalah penerapan Application Programming Interface (API) baru. Perangkat yang disebut API BiometricPrompt ini mudah digunakan untuk pengembang aplikasi Android. Hal tersebut memungkinkan mereka mengintegrasikan otentikasi biometrik ke dalam aplikasi mereka.
Kabar baiknya adalah bahwa API BiometricPrompt yang akan datang akan kompatibel ke belakang. Hal ini berarti perangkat yang menjalankan Android Oreo pun dapat memanfaatkan kelebihannya, seperti metode otentikasi biometrik lebih kuat yang bisa digunakan.
Sumber: jawapos.com