Thursday , March 28 2024
Beranda / Berita / UAS Tolak Jadi Cawapres, “Biarlah Saya Jadi Suluh Di Tengah Kelam”

UAS Tolak Jadi Cawapres, “Biarlah Saya Jadi Suluh Di Tengah Kelam”

Jakarta, Menjelang ‘tahun politik’ 2019, sejumlah manuver di tingkat nasional mulai terjadi. Salah satunya berasal dari Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama yang mengadakan pertemuan bertajuk “Ijtima’ Ulama dan Tokoh Nasional” di Menara Peninsula, Slipi, Jakarta Barat, hari ini (29/7).

GNPF Ulama akhirnya merekomendasikan Prabowo Subianto sebagai calon presiden RI. Ada dua nama yang disebut mendampingi ketua umum Partai Gerindra itu, yakni Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Salim Segaf al-Jufri dan Ustadz Abdul Somad Batubara.

Secara terpisah, mubaligh yang lahir di Asahan, Sumatra Utara, tersebut menanggapi rekomendasi ini. Pertama-tama, dia mengapresiasi GNPF Ulama, yang baginya cukup berhasil mengubah citra umat Islam di Indonesia. Kaum Muslimin yang tadinya tampak seperti massa mengambang kini lebih bersatu dengan arahan para alim ulama.

“Selamat, ternyata kerumunan sudah berubah menjadi barisan kekuatan,” kata Ustadz Abdul Somad kepada Republika.co.id melalui pesan WhatsApp, Ahad (29/7) siang.

Namun, peraih penghargaan Tokoh Perubahan Republika 2017 itu menegaskan tidak bersedia maju dalam ajang pemilihan presiden dan wakil presiden RI. Alih-alih mengomentari dirinya, lulusan S-1 Universitas al-Azhar (Mesir) tersebut memuji ketokohan Prabowo Subianto dan Salim Segaf. Menurutnya, pasangan itu menyimbolkan persatuan yang erat dan seimbang dari unsur-unsur identitas kebangsaan Indonesia.

Baca juga: Hasil Lengkap Rekomendasi Ijtima’ Ulama dan Tokoh Nasional 2018

“Prabowo-Habib Salim pasangan tawazun (seimbang) antara ketegasan tentara dan kelembutan ulama; (antara) Jawa dan non-Jawa, (antara) nasionalis-religius plus barokah darah Nabi SAW dalam diri Habib Salim,” papar Ustadz Abdul Somad.

Lebih lanjut, lulusan S-2 Darul Hadits (Maroko) itu mengaku lebih menyukai posisinya sekarang sebagai dai yang tidak berpolitik praktis. Dia berpandangan, peran mubaligh tidak kurang signifikannya dalam menghadirkan kesejukan di tengah masyarakat, serta menyampaikan nasihat-nasihat kepada para pemimpin.

“Biarlah saya jadi suluh di tengah kelam, setetes embun di tengah Sahara. Tak sungkan berbisik ke Habib Salim. Tak segan bersalam ke Jenderal Prabowo,” ujarnya.

Sumber: republika.co.id

Baca Juga

deras.co.id

Jika Otak Pelaku Pembunuhan Deni Pratama Ditangkap, Citra Polisi Akan Kembali Baik

DERAS.CO.ID – Medan – Jika otak pelaku pembakaran terhadap almarhum Deni Pratama (32) hingga tewas …