Friday , March 29 2024
Beranda / Berita / Jamal Khashoggi, Awal Mula Jadi Jurnalis Hingga Dinyatakan Hilang
deras.co.id
Jamal Khashoggi.(Foto:Getty Images)

Jamal Khashoggi, Awal Mula Jadi Jurnalis Hingga Dinyatakan Hilang

Jamal Khashoggi merupakan salah satu jurnalis asal Arab Saudi yang berbakat di bidangnya. Selain itu, Khashoggi juga aktif mengomentari dunia politik – diperkuat dari pengalaman kariernya selama hampir 30 tahun.

Arab Saudi telah mengakui bahwa Kashoggi tewas di kantor konsulatnya di Istanbul, Turki. Mereka menyatakan, pria berusia 59 tahun tersebut meninggal akibat perkelahian, tetapi tidak menyebutkan di mana mayatnya berada.

Rumor yang beredar mengatakan bahwa Khashoggi dibunuh atas perintah putra mahkota Mohammed Bin Salman (MBS).

Lahir di Madinah pada 1958, Khashoggi awalnya dekat dengan keluarga Kerajaan Arab Saudi. Ia dikenal sebagai reformis karena sering mempertanyakan batas-batas kebijakan regional dan domestik Arab Saudi dengan kritis.

Berkarier sebagai jurnalis

Khashoggi muda belajar jurnalistik di Indiana University, AS, dan memulai kariernya sebagai koresponden Gazette, koran Arab Saudi berbahasa Inggris. Kemudian, dari 1987 hingga 1990, ia kerap melaporkan berita ke koran harian Asharq Al-Awsat dan Al-Hayat.

Khashoggi dikenal akan reportasenya mengenai kondisi Afghanistan, Algeria, Kuwait, dan Timur Tengah pada 1990-an. Ia pernah bertemu dan mewawancarai Osama bin Laden selama beberapa kali sebelum pria tersebut menjadi pemimpin kelompok teroris Al-Qaeda.

Pada 1999, Khashoggi menjadi editor koran Arab News dan menempati posisinya selama empat tahun lamanya. Jabatan selanjutnya adalah sebagai pemimpin redaksi Al Watan. Namun, ini hanya berlangsung selama dua bulan sebelum ia diberhentikan tanpa penjelasan di 2003. Ada yang mengatakan, kebijakan editorial Khashoggi membuat beberapa pihak marah.

Baca juga: Raja Salman Berbelasungkawa Atas Meninggalnya Jamal Khashoggi

Setelah berhenti sebagai jurnalis. Khashoggi menjadi penasihat media Pangeran Turki bin Faisal, yang merupakan mantan Kepala Direktorat Intelijen Umum Arab Saudi dan pernah menjabat sebagai Duta Besar Arab Saudi untuk AS dari 2005 hingga 2006.

Khashoggi sempat kembali menjabat sebagai editor Al-Watan pada 2007, namun dipecat pada 2010 karena tulisannya dianggap “memicu perdebatan pada masyarakat Saudi”.

Di tahun yang sama, Khashoggi ditunjuk sebagai manajer televisi berita Al Arab milik Pangeran Alwakeed bin Talal yang beroperasi di Manama, Bahrain. Saluran televisi ini kemudian ditutup pada Februari 2015. Banyak orang berspekulasi, ada masalah editorial dengan anggota oposisi Bahrain.

Diperintahkan untuk diam

Saat Mohammed Bin Salman (MBS) mulai masuk ke dalam pemerintahan, Khashoggi sering mengomentari kebijakan-kebijakannya. Terutama ketika janji-janji reformasi yang digaungkan MBS ternyata berakhir dengn penangkapan dan penindasan aktivis.

Melalui tulisan-tulisannya, Khashoggi sering memperjuangkan kebebasan berbicara dan mengkritik MBS.

Karena keberaniannya itu, kehadiran Khashoggi dianggap sebagai ancaman bagi kerajaan Arab Saudi dan kondisinya semakin genting dari hari ke hari. Jurnalis ini kemudian memutuskan pindah ke Washington DC setelah mengungkapkan bahwa dirinya ‘diperintahkan untuk tutup mulut’.

Selama tinggal di AS, Khashoggi terlibat dalam berbagai aktivitas untuk memperjuangkan hak dan kebebasannya. Ia pun menjadi kontributor untuk rubrik opini di The Washington Post. Di sana, Khashoggi lebih vokal mengkritik MBS – menyamakannya dengan presiden Rusia, Vladimir Putin.

Pada 21 Mei, dalam kolomnya di The Washington Post, ia menulis: “Kami diharapkan untuk semangat menghargai reformasi sosial dan menimbun pujian pada putra mahkota sementara melupakan pionir Arab Saudi sebelumnya yang berusaha mengatasi masalah tersebut sejak beberapa dekade lalu.

“Kami diminta menanggalkan harapan tentang kebebasan berpolitik. Juga berdiam diri terhadap penangkapan dan penindasan yang tidak hanya berdampak pada para kritikus, tetapi juga keluarga mereka.”

Di kolom terakhirnya untuk The Washington Post, Khashoggi menekankan kurangnya kebebasan pers di dunia Arab. Ia mengatakan: “pemerintah Arab memiliki kebebasan untuk terus membungkam media dan jumlahnya semakin meningkat”.

Hilang pada 2 Oktober

Pada 2 Oktober, Khashoggi terbang ke Istabul dan terlihat memasuki konsulat Arab Saudi untuk mengurus dokumen terkait rencana pernikahannya dengan Hatice Cengiz. Namun, setelah itu, Khashoggi menghilang dan tidak pernah terlihat meninggalkan konsulat.

Pengumuman Arab Saudi tentang kematian Khashoggi pun memberikan gelombang kejut ke seluruh dunia.

Melalui Adel al-Jubeir, Menteri Luar Negeri Arab Saudi, mereka mengakui adanya tindakan kejahatan terhadap Khashoggi dan menyampaikan permintaan maaf ke keluarga jurnalis tersebut.

Meski begitu, otoritas Arab Saudi menyangkal bahwa putra mahkota Mohammed bin Salman terlibat dalam pembunuhan Khashoggi.

Mereka juga menyatakan belum mengetahui rincian tentang bagaimana Khashoggi terbunuh atau di mana jasadnya berada sekarang.

Sumber: nationalgeographic.grid.id

Baca Juga

deras.co.id

Satnarkoba Polres Sergai Ringkus Seorang Residivis Terduga Pengedar Sabu Di Silinda

DERAS.CO.ID – Sergai – Tim Opsnal Satnarkoba Polres Serdangbedagai (Sergai) berhasil meringkus seorang residivis berinisial …