Friday , March 29 2024
Beranda / Berita / Ilmuwan Temukan Kawah Meteor Berusia 3 Juta Tahun Dibawah Es Greenland
deras.co.id
(Foto: NASA/Cindy Starr)

Ilmuwan Temukan Kawah Meteor Berusia 3 Juta Tahun Dibawah Es Greenland

Para ilmuwan dari GeoGenetika Universitas Kopenhagen telah menemukan kawah meteor kuno di bawah es Greenland yang lebih besar dari Paris.

Meteor tersebut ditemukan menggunakan data radar penembus tanah yang dikumpulkan oleh NASA. Kemungkinan kawah meteor ini berusia 3 juta tahun dengan diameter 31 km, kedalaman 305 meter dan terkubur di bawah 1.000 meter es glasial.

Dilansir dari laman New Atlas, sampai saat ini, Greenland dianggap tidak memiliki kawah yang nonaktif, dengan gletser yang terus bergerak. Pulau raksasa itu dianggap terlalu erosi buat kawah untuk bertahan lama.

Namun, penemuan kawah di bawah gletser Hiawatha menunjukkan bahwa tidak hanya wilayah tersebut yang memiliki dampak dari kawah, tetapi juga memiliki salah satu dari 25 kawah benturan terbesar di Bumi.

Menurut tim peneliti, kawah Hiawatha kemungkinan terbentuk dari kurang dari 3 juta tahun yang lalu dan mungkin sekitar 12.000 tahun yang lalu, ketika sebuah meteor besi sekitar setengah mil menghantam tanah. Ini menjadikannya salah satu kawah benturan termuda yang ditemukan di Bumi.

Menurut NASA, pertama kali para ilmuwan Denmark menduga keberadaan kawah pada 2015 ketika mereka menggunakan data radar dari Operasi EsBridger NASA dan misi udara sebelumnya untuk memetakan topografi tanah di bawah lapisan es. Ketika para ilmuwan sampai di lokasi mereka menemukan depresi melingkar di Bumi.

Untuk memperdalam penelitian ini, peneliti menggunakan citra satelit dari Spektrofotometer Imaging Resolusi Moderat pada satelit Terra dan Aqua NASA pada Mei 2016. Selain itu, ekspedisi pada 2016 dan 2017 menemukan bukti geologis yang mendukung hipotesis meteor.

“Beberapa pasir kuarsa yang berasal dari kawah memiliki fitur deformasi planar yang menunjukkan dampak benturan, ini adalah bukti yang meyakinkan bahwa depresi di bawah Gletser Hiawatha adalah kawah meteorit,” kata profesor Nicolaj Larsen dari Aarhus University di Denmark.

Peneliti melanjutkan studi tentang kawah dan berharap untuk mempelajari lebih lanjut tentang bagaimana pembentukannya mempengaruhi iklim Bumi.

Sumber: okezone.com

Baca Juga

deras.co.id

Satnarkoba Polres Sergai Ringkus Seorang Residivis Terduga Pengedar Sabu Di Silinda

DERAS.CO.ID – Sergai – Tim Opsnal Satnarkoba Polres Serdangbedagai (Sergai) berhasil meringkus seorang residivis berinisial …