Bank Indonesia mencatat, utang luar negeri atau ULN Indonesia pada akhir April 2019 sebesar US$389,3 miliar atau setara Rp5.584 triliun (kurs Rp14.346 per dolar AS per 17 Juni 2019). Utang itu terdiri atas utang pemerintah dan Bank Indonesia US$189,7 miliar, serta utang swasta termasuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebesar US$199,6 miliar.
ULN tumbuh 8,7 persen year on year, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada Maret 2019 sebesar 7,9 persen yoy, karena transaksi penarikan neto ULN dan pengaruh penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, sehingga utang dalam rupiah tercatat lebih tinggi dalam denominasi dolar AS.
“Peningkatan pertumbuhan ULN terutama bersumber dari ULN sektor swasta, di tengah perlambatan pertumbuhan ULN pemerintah,” dikutip dari laporan BI, Senin, 17 Juni 2019.
Posisi ULN pemerintah pada April 2019 tercatat sebesar US$186,7 miliar atau tumbuh 3,4 persen yoy, melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 3,6 persen yoy.
Perlambatan itu dipengaruhi pembayaran pinjaman senilai US$600 juta dan penurunan kepemilikan Surat Berharga Negara milik nonresiden senilai US$400 juta akibat ketidakpastian di pasar keuangan global yang bersumber dari ketegangan perdagangan.
ULN pemerintah diprioritaskan untuk membiayai pembangunan, dengan porsi terbesar pada sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 18,8 persen dari total ULN pemerintah.
Sumber: viva.co.id