Friday , March 29 2024
Beranda / Featured / Peneliti Klaim Baterai Pengganti Li-ion Ini Bisa Bertahan 5 Hari Non Stop
deras.co.id

Peneliti Klaim Baterai Pengganti Li-ion Ini Bisa Bertahan 5 Hari Non Stop

Peneliti dikabarkan telah menemukan jenis baterai baru yang diklaim dapat membuat ponsel bertahan selama 5 hari. Baterai ini juga dapat membuat mobil listrik mampu menempuh jarak 1000 km tanpa harus mengisi ulang.

Penyimpanan energi baru yang inovatif ini tak lagi mengandalkan baterai lithium-ion, yang digunakan pada beberapa perangkat elektronik saat ini. Melainkan menggantinya dengan baterai lithium-sulfur.

Secara teoritis, baterai lithium-sulfur mampu menyimpan energi hingga lima kali lebih banyak daripada baterai lithium-ion, meski begitu baterai ini belum praktis digunakan pada perangkat elektronik konsumen.

Tantangan terbesarnya dari baterai lithium-sulfur adalah ketidakstabilan katoda, yang mengalami perubahan 78 persen dalam ukuran setiap kali melalui siklus pengisian daya. Ini berarti baterai mengalami degradasi (pengurangan masa hidup) yang sangat cepat dan tidak bertahan cukup lama untuk diisi ulang berulang kali.

Para peneliti di Monash University di Australia menemukan bahwa menggunakan katoda yang sangat fleksibel memungkinkannya menangani kontraksi tanpa degradasi yang signifikan. Dengan melakukan itu, mereka mengklaim telah menciptakan baterai lithium-sulfur paling efisien di dunia.

Dunia membutuhkan teknologi penyimpanan energi baru yang radikal untuk memerangi perubahan iklim, ujar Dr. Mahdokht Shaibani dari Departemen Teknik Mekanik dan Dirgantara Universitas Monash,

“Baterai lithium-sulfur yang menggunakan sulfur berkapasitas sangat tinggi, dapat menyimpan kapasitas lima kali lipat dari baterai lithium-ion tradisional dan dibuat dari bahan murah yang tersedia di seluruh dunia”, tambahnya.

Associate Professor Matthew Hill menambahkan: “Pendekatan ini tidak hanya mendukung metrik kinerja tinggi dan siklus hidup yang panjang … itu juga dapat menyebabkan pengurangan signifikan dalam limbah berbahaya bagi lingkungan.”

Penelitian, yang diterbitkan dalam Science Advances ini bisa menjadi tonggak utama bagi industri baterai dan dapat berdampak ke berbagai industri. Dr Shaibani mengatakan komersialisasi baterai jenis baru ini mungkin antara dua hingga empat tahun lagi dan paten untuk proses pembuatannya telah disetujui.

Sumber: tek.id

Baca Juga

deras.co.id

Satnarkoba Polres Sergai Ringkus Seorang Residivis Terduga Pengedar Sabu Di Silinda

DERAS.CO.ID – Sergai – Tim Opsnal Satnarkoba Polres Serdangbedagai (Sergai) berhasil meringkus seorang residivis berinisial …