Friday , March 29 2024
Beranda / Ekonomi / Harga Sembako Menggila, Efek Dari Perang Ukraina ke Indonesia

Harga Sembako Menggila, Efek Dari Perang Ukraina ke Indonesia

DERAS.CO.ID – Harga pangan dunia melonjak. Perang Rusia-Ukraina membuat harga berbagai komoditas pangan naik hingga ke rekor tertinggi sepanjang sejarah.

Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) secara rutin merilis indeks harga pangan. Pada Februari 2022, indeks harga pangan berada di 140,7. Ini adalah rekor tertinggi sepanjang pencatatan.

Indeks harga pangan naik 5,3 poin dibandingkan Januari dan 24,1 poin dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Angka Februari menunjukkan yang tertinggi, melampaui rekor sebelumnya yang terjadi pada Februari 2022.

“Kenaikan harga pada Februari disebabkan oleh sub-kelompok minyak nabati dan produk susu (dairy). Harga serealia dan daging juga naik, sementara gula turun selama tiga bulan beruntun”, papar laporan FAO.

Indeks Harga Pangan

Mengutip catatan Refinitiv, harga gandum dan jagung mencatat rekor harga tertinggi. Gandum berjangka yang diperdagangkan di Chicago Board of Trade telah melonjak sekitar 55,63% sejak awal tahun ini. Sementara jagung berjangka melonjak 26% pada periode yang sama.

Pada Rabu (10/3/2022), harga jagung di pasar spot ditutup di US$ 7,35/gantang. Sedangkan harga gandum tercatat US$ 12/gantang.

Harga Jagung dan Gandum (US$/Basel)

Kekhawatiran seputar produksi dan hambatan ekspor menjadi penyebab kenaikan harga pangan dunia. Hal lain yang juga mendorong kenaikan harga pangan adalah inflasi barang lainnya, terutama energi.

“Kenaikan harga bahan baku ini akan menekan profit margin produsen produk pangan. Pada akhirnya, kemampuan untuk berinvestasi dan berekspansi akan berkurang”, papar Upali Aratchilage, Ekonom FAO, dalam laporannya.

Di Indonesia, kenaikan harga pangan juga mulai terasa. Bank Indonesia (BI) dalam Survei Pemantauan Harga (SPH) hingga pekan II memperkirakan inflasi Maret sebesar 0,48% secara bulanan (month-to-month/mtm). Ini membuat inflasi tahun kalender (year-to-date/ytd) menjadi 1,04% dan inflasi tahunan (year-on-year/yoy) 2,48%.

“Penyumbang utama inflasi Maret 2022 sampai dengan minggu II yaitu komoditas cabai merah, emas perhiasan, cabai rawit, telur ayam ras, bahan bakar rumah tangga, daging ayam ras, tempe, sabun detergen bubuk/cair, bawang merah, tahu mentah, daging sapi, jeruk, dan rokok kretek filter”, tulis laporan BI.

Mengutip catatan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), rata-rata harga cabai merah keriting di pasar tradisional seluruh Indonesia pada 11 Maret 2022 adalah Rp 53.750/kg. Sejak awal bulan ini, harga cabai merah keriting terus menanjak dan berada di atas Rp 50.000/kg.

Sementara harga daging ayam ras per 11 Maret 2022 ada di Rp 36.250/kg. Ini adalah yang termahal sejak 3 Februari 2022.

Sementara harga telur ayam ras ada di Rp 25.000/kg. Dalam sebulan terakhir, harga telu ayam ras naik 2,46%.

Harga Sejumlah Kebutuhan Pokok (Rp/Kg)

Saat harga jagung naik, maka harga daging dan telur ayam niscaya akan ikut terungkit. Sebab jagung adalah bahan baku pembuat pakan ternak. Ketika harga pakan naik gara-gara lonjakan harga jagung, tidak heran harga daging ayam dan telur terangkat.

“Per Maret 2022, harga bahan untuk pakan sudah naik Rp 150/ kg sejak Januari 2022. Per Maret 2022 harga di dalam negeri adalah Rp 6.000/kg untuk jagung, gandum Rp 7.500/kg, dan rice bran (bekatul) Rp 4.000/kg”, kata Desianto Budi Utomo, Ketua Umum Gabungan Perusahaan Makanan Ternak.

Menurut Desianto, 80-85% biaya produksi pakan dipengaruhi oleh bahan pakan. Sementara, biaya pakan mendominasi 70% biaya usaha budidaya ayam, 70-75% budidaya ikan, dan 50-55% budidaya udang.

“Mau tidak mau kenaikan harga pakan ternak tidak bisa dihindari. Kenaikan Rp 200, harga pakan menjadi Rp 6.450- 6.750 untuk ayam layer dan menjadi Rp 8.050- 8.850 per pakan untuk ayam broiler. Kenaikan ini ada yang sedang dan akan, tergantung pabrik masing-masing”, ungkap Desianto.

Ekonom UOB Enrico Tanuwidjaja mengatakan dampak perang Rusia-Ukraina terhadap Indonesia lebih didorong oleh kenaikan harga minyak serta bahan pangan. Sebagai catatan, impor dari Rusia dan Ukraina berkontribusi terhadap 1,5% dari total impor Indonesia pada 2020.

“Rusia dan Ukraina relatif penting bagi sumber bahan pangan Indonesia serta komoditas tambang seperti besi dan baja”, tulis Enrico dalam laporannya.

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, pada 2021 impor Indonesia dari Rusia mencapai US$1,25 miliar sementara dari Ukraina mencapai US$1,04 miliar.

Impor terbesar Indonesia dari Rusia adalah pupuk disusul dengan ingot besi. Sementara itu, impor terbesar Indonesia dari Ukraina adalah gandum.

“Kenaikan harga minyak dan bahan pangan bisa mendongkrak inflasi hingga di atas target Bank Indonesia yang berada di level 2-4%”, ujar Enrico.

(Sumber: cnbcindonesia)

Baca Juga

deras.co.id

Satnarkoba Polres Sergai Ringkus Seorang Residivis Terduga Pengedar Sabu Di Silinda

DERAS.CO.ID – Sergai – Tim Opsnal Satnarkoba Polres Serdangbedagai (Sergai) berhasil meringkus seorang residivis berinisial …