DERAS.CO.ID Anda Berhak Tahu!
DERAS.CO.ID – PTPN IV kebun Bah Butong – Toba Sari yang berada di kawasan Simalungun yang baru-baru diterpa isu konversi lahan kebun teh untuk alih fungsi ke perkebunan sawit menjadi sorotan banyak berbagai pihak.
Disisi lain saat ini Komisi B DPRD Sumut yang juga mempelajari banyak tentang tata cara pengelolaan pariwisata yang terintegrasi dengan perkebunan memberikan pandangan tentang alih fungsi tersebut.
Gusmiyadi yang merupakan anggota DPRD Sumut menyampaikan, ini adalah langkah strategis DPRD Sumut untuk mulai mempelajari hal-hal yang sekiranya dapat dilirik pihak perkebunan untuk memulai dan membuka sektor lain salah satu adalah pariwisata, seharusnya mengklarifikasi isu yang beredar, bukan malah terjebak pada isu yang kontraproduktif seperti optimalisasi lahan, konversi, dll.
Sebagaimana yang kita ketahui, ribuan hektar lahan kebun teh yang ada di Simalungun itu merupakan hamparan yang indah, posisinya pun tidak jauh lagi dari danau toba.
“Gusmiyadi menerangkan, Untuk destinasi nya juga banyak pilihan yang dapat dinikmati, misalnya Air terjun Bah Beak, Bah Manik, lebah madu Sait Buntu dan Perbukitan di Simarjarunjung, Inilah kenapa jalur Sidamanik berpotensi menjadi sangat strategis dari jalur lainnya”, Ujarnya saat di wawancara awak Media Klik, Kamis (21/7/2022).
Jalur Sidamanik hingga ke Danau Toba, para petani Kopi kita sudah memperkuat dari sektor pertanian serta berlomba lomba menyajikan hasil kopi dan teh terbaik.
Lanjut gus, hal ini tentu sangat dibutuhkan guna mewarnai penguatan kegiatan pariwisata kita. Belum lagi saya tahu ada beberapa rumah singgah yang mulai dikreasikan masyarakat kita di Sait Buntu.
Merujuk pada seluruh potensi itulah maka sejak tahun lalu kami mulai mendesak pihak PTPN IV unit terkait untuk melakukan terobosan-terobosan baru terkait konsep integrasi perkebunan teh dengan pariwisata.
“Ini yang sesungguhnya kita butuhkan. Sebuah cara peningkatan pariwisata yang berujung pada kesejahteraan dan peningkatan ekonomi rakyat”, ungkapnya.
Lanjut Gusmiyadi, gagasan ini menjadi jalan keluar seiringan dengan masyarakat kita yang juga harus mulai mempersiapkan dirinya.
“Kita butuh masyarakat yang sadar wisata, kreatif dan ramah. Jangan sampai banyak pungli. Semua pihak wajib berpikir membangun serta memajukan destinasi wisata yang ada di simalungun salah satunya kawasan kebun teh Sidamanik, sehingga cita-cita itu tercapai untuk kesejahteraan rakyat”, katanya.
“Atas dasar itulah, saya mendesak pihak PTPN IV untuk segera merumuskan program baru untuk mengintegrasikan kebun teh dengan pariwisata ini segera direalisasikan. Tentu saja, pariwisata yang dimaksud adalah pariwisata yang melibatkan campur tangan rakyat didalamnya. Bukan pariwisata yang ekslusif, pariwisata yang hanya melibatkan konglomerasi semata saja”, pungkasnya.
(*)
