Friday , April 19 2024
Beranda / Featured / Sambo Ungkap Adanya Perbuatan Yosua Terhadap Istrinya
deras.co.id

Sambo Ungkap Adanya Perbuatan Yosua Terhadap Istrinya

DERAS.CO.ID – Jakarta – Mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo meminta maaf di hadapan orang tua Brigadir Yosua Hutabarat. Sambo menyatakan siap bertanggung jawab atas perbuatannya.

“Bapak dan ibu Yosua, saya sangat memahami perasaan Bapak dan Ibu. Saya mohon maaf,” kata Ferdy Sambo saat sidang kasus pembunuhan Yosua Hutabarat di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (1/11).

Dia mengaku sangat menyesal, peristiwa pembunuhan terjadi akibat kemarahannya.

Sambo menyebut pembunuhan terjadi akibat kemarahannya atas perbuatan Yosua ke istrinya, Putri Candrawathi.

“Di awal lewat persidangan ini, saya ingin menyampaikan bahwa peristiwa ini adalah akibat dari kemarahan saya atas perbuatan anak bapak kepada istri saya,” kata Ferdy Sambo.

Dia mengaku tidak mampu menahan emosi.

“Saya sangat menyesal, saat itu saya tidak mampu mengontrol emosi dan tidak jernih,” katanya. “Saya yakini bahwa saya telah berbuat salah dan saya akan pertanggungjawabkan secara hukum,” imbuhnya.

MINTA MAAF

Putri Candrawathi juga meminta maaf kepada ayah dan ibu Brigadir Yosua. Namun tak seperti suaminya, Sambo, Putri tidak menyinggung sesuatu menyangkut tindakan Yosua terhadap dirinya.

Putripun mengaku menjalani sidang ini dengan ikhlas.

Hal itu disampaikan Putri setelah mendengar kesaksian ibu dan ayah Yosua dalam sidang, Selasa. Putri mulanya menyampaikan dukacita yang mendalam atas meninggalnya Yosua.

“Saya ingin menyampaikan sesuatu kepada Ibu. Mohon izin, Yang Mulia, mohon izin, Penuntut Umum. Izinkan saya atas nama keluarga menyampaikan turut berdukacita kepada Ibu dan Bapak Samuel beserta keluarga atas berpulangnya Ananda Brigadir Yosua. Semoga almarhum diberi tempat terbaik oleh Tuhan Yang Maha Esa,” ujar Putri.

Putri mengaku dirinya dan suami tidak menginginkan terjadinya pembunuhan terhadap Yosua itu. Sambil terisak, Putri lalu berbicara mengenai luka di hatinya. “Saya dan Bapak Ferdy Sambo tidak sedetik pun menginginkan kejadian seperti ini terjadi di keluarga kami dan luka yang dalam di hati saya dan keluarga,” katanya.

“Saya sebagai seorang ibu, saya bisa merasakan bagaimana duka yang dialami keluarga Ibu,” ujarnya.

Putri menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya. Putri mendoakan Ibu dan Ayah Yosua dikuatkan hatinya oleh Tuhan Yang Maha Esa. “Untuk itu, dari lubuk hati yang dalam, saya mohon maaf untuk ibunda Yosua beserta keluarga.

Semoga Tuhan membuka dan menguatkan hati Ibu dan Bapak beserta keluarga. Tuhan Yesus bisa memberkati Ibu dan Bapak Samuel beserta sekeluarga,” ujarnya.

Putri mengaku siap menjalani persidangan ini dengan ikhlas dan tulus. Dia pun berharap peristiwa ini dapat terungkap. “Saya siap menjalankan sidang ini dengan ikhlas dan ketulusan hati saya, agar seluruh peristiwa dapat terungkap,” ujarnya.

DIPULIHKAN

Di sisi lain, selain ke Sambo, Rosti Simanjuntak (ibunda alm Yosua) menyampaikan pesan ke Putri. Dia meminta Putri memulihkan nama baik Brigadir Yosua.

“Anak aku Yosua, tolong pulihkan namanya dari fitnah dan kebohongan ibu. Sudah terbunuh anakku ibu, sudah puas kalian. Jadi ibu sadarlah, terlalu kejam, terlalu kejam seorang ibu melihat mengetahui mendengar, ibu punya mata, ibu diberi Tuhan hati nurani, tapi sia-sia sudah. Jadi tobat lah, berkata jujur, agar arwah anakku tenang,” ucap Rosti.

Tangis Rosti pun pecah saat menjadi saksi di sidang pembunuhan Yosua dengan terdakwa Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi. Dia menyebut nyawa anaknya dirampas Sambo.

Hal tersebut terjadi ketika jaksa penuntut umum menanyakan sosok Brigadir Yosua saat kecil. Rosti mengatakan Yosua merupakan anak yang patuh dan hormat ke orang tua.

“Dari kecil anak saya paling patuh. Anak paling ceria. Anak yang selalu menggemaskan kepada siapa pun. Selalu hormat kepada siapa pun. Saya menyarankan anak saya agar berbuat baik di mana pun berada,” kata Rosti.

Rosti yakin Yosua tidak pernah menyakiti siapa pun ketika bekerja. Rosti kemudian menangis histeris saat menceritakan dugaan pembunuhan yang terjadi.

“Saya ketahui, dari kecil maupun dalam bergaul, belum pernah menyakiti kawannya. Terlebih kepada atasannya. Dia ini, saya sebagai ibu begitu hancur, begitu tersayat hatiku mendengar derita anak saya, terbunuh dengan sadis,” kata dia.

Rosti menyebut anaknya dibunuh oleh Ferdy Sambo. Padahal Brigadir Yosua setiap harinya mengawal Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi sebagai atasannya saat itu.

“Harusnya melindungi, bagaimana dia mengawal dan bertugas, mengawal Bapak setiap hari. Sangat sakit dan sangat kejam,” kata dia

“Tapi anakku dihabisi, anak ku dirampas nyawanya dengan sadisnya di tangan atasannya, Ferdy Sambo yang sudah saya yakini dia sebagai wali yang diberikan dari Tuhan,” imbuhnya.

Rosti meminta Ferdy Sambo dan istrinya untuk bertobat. Dia juga meminta keduanya berkata jujur tentang penembakan Yosua.

Rosti awalnya menjelaskan dirinya selalu mengajarkan agar Yosua menghormati atasan.

Dia mengatakan Sambo harus bertobat. Dia mengatakan dirinya tak akan melupakan pembunuhan terhadap Yosua.

“Bapak punya ibu, lahir dari seorang ibu, bapak juga seorang ciptaan Tuhan. Karena itu mohon segera sadar bertobat lah pak. Tetesan darah anakku itu jeritan tangisan anakku mungkin ini tidak terlupakan dari hati seorang ibu. Yang susah payah melahirkan membesarkan anakku yang sudah bapak hancurkan,” ujarnya.

“Tidak pernah mengeluh seberapa berat tugasnya, tidak pernah bercerita atas apa yang kurang, tetap mengabari yang baik. Buat FS, segera sadar bertobat, hidup ini tidak kekal dan abadi.

Kalau Tuhan kehendaki semua akan musnah. Apa yang kita kita tabur, akan kita tuai,” sambungnya.

Rosti juga menyampaikan pesan ke Putri. Dia meminta Putri berkata jujur agar kasus pembunuhan terhadap Brigadir Yosua bisa jelas.

“Ibu sadar lah, terlalu kejam, terlalu kejam seorang ibu melihat, mengetahui, mendengar, ibu punya mata, ibu diberi Tuhan hati nurani tapi sia-sia sudah hati. Jadi tobat lah, berkata jujur agar arwah anakku tenang. Ibu rela anak ibu disiksa?” ujar Rosti.

TAK HABIS PIKIR

Rosti tidak habis pikir apa salah anaknya sehingga dibunuh di rumah Ferdy Sambo.

Rosti mengatakan Sambo sebagai seorang polisi seharusnya melindungi orang. Dia mengatakan Sambo juga harusnya memberi sanksi hukum ke anaknya jika memang bersalah.

“Kalau ada kekurangan, bapak bisa bijaksana dengan memberikan sanksi. Tapi dengan sadisnya, dengan keadaan mata terbuka, anak saya bapak habisi nyawanya, bapak rampas, itu adalah hak Tuhan,” kata Rosti.

DISIKSA

Sementara itu, Ayah Brigadir Yosua, Samuel Hutabarat, menduga anaknya disiksa sebelum tewas. Tapi dia mengaku tak tahu harus mengadu ke mana.

Hal itu diceritakan Samuel saat menjadi saksi dalam sidang pembunuhan Yosua dengan terdakwa Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi, Selasa. Samuel mengatakan melihat sejumlah luka pada jasad Yosua.

“Di jari kelingking dan jari manis kiri. Ini di kaki kanan ada berupa sayatan. Jari kelingking putus,” ujar Samuel menceritakan luka yang dilihatnya di jasad Yosua.

Dia kemudian menjelaskan apa yang terlintas di pikirannya saat itu. Samuel mengaku yakin Brigadir Yosua disiksa, tapi tak tahu harus mengadu ke mana.

“Saya pikirkan saat itu saya tidak yakin ini hanya tembak-menembak, disiksa ini begitu melihat luka. Tapi saya mau mengadu ke mana? Banyak yang bertanya apakah tidak mengusut tuntas kasus ini, luka ini tidak benar. Memang benar, tapi kemampuan saya terbatas,” ujarnya.

 

Sumber: hariansib.com

Baca Juga

deras.co.id

Bos Apple: RI Pasar Penting Buat Kami

DERAS.CO.ID – Jakarta – CEO Apple Tim Cook bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di …