DERAS.CO.ID – Islam adalah Dinullah (agama milik Allah). Maksudnya, agama yang Allah syariatkan bagi hamba-hamba-Nya. Satu-satunya agama yang diridhai di sisi Allah, karena Islam adalah agama yang berasal dari sisinya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman
إِنَّ الدِّينَ عِندَ اللّهِ الإِسْلاَمُ
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam”, (QS. Ali Imran: 19).
Tidak akan mendapatkan keridhaan Allah kecuali orang yang memeluknya dan mengamalkan ajarannya. Siapa yang memeluk agama selain Islam dan menjalankan syariat atau ajaran di luar Islam maka Allah tidak akan menerima amal-amalnya. Di akhriat akan menjadi orang yang merugi.
وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ الإِسْلاَمِ دِينًا فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi”, (QS. Ali Imran: 85).
Adapun penisbatan agama Islam kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menunjukkan agama yang dibawanya yang diyakini dan didakwahkannya. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengutus beliau dengan membawa risalah Islam ini dari Allah Ta’ala. Apa yang beliau sampaikan dari ajaran Islam bukan berasal dari pikiran dan hawa nafsunya, tetapi wahyu yang diturunkan kepadanya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman tentang masalah ini,
مَا ضَلَّ صَاحِبُكُمْ وَمَا غَوٰى وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوٰى اِنْ هُوَ اِلَّا وَحْيٌ يُّوْحٰى
“Kawanmu (Nabi Muhammad) tidak sesat, tidak keliru dan tidak pula berucap (tentang Al-Qur’an dan penjelasannya) berdasarkan hawa nafsunya, Ia (Al-Qur’an itu) tidak lain, kecuali wahyu yang disampaikan (kepadanya)”, (QS. Al-Najm: 2-4)
Islam bukan agama buatan masyarakat Arab. Jelas bukan, tetapi ia adalah agama Allah. Ajaran yang berasal dari sisi Allah Ta’ala.
Negeri Arab –Makkah dan Madinah- adalah tempat yang dipilih Allah untuk menurunkan Al-Qur’an sebagai sumber ajaran Islam. Tempat kelahiran dan diangkatnya Muhammad sebagai utusan Allah. Tentu beliau berbicara dengan bahasa Arab. Namun, budaya dan nilai bangsa Arab saat itu bukan sumber ajaran Islam.
Imam Abu Muhammad al-Hasan bin Ali bin Kholaf Al-Barbahari (329 H) menuliskan dalam “Syarhus Sunnah” yang menjelaskan prinsip-prinsip Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah,
واعلم رحمك الله أن الدين إنما جاء من قبل الله تبارك وتعالى لم يوضع على عقول الرجال وآرائهم وعلمه عند الله وعند رسوله فلا تتبع شيئا بهواك فتمرق من الدين فتخرج من الإسلام
“Ketahuilah semoga Allah merahmatimu bahwasanya agama Islam datang dari sisi Allah Tabaaraka wa Ta’ala. Tidak dibuat oleh akal dan pendapat tokoh-tokoh manusia. Sementara ilmunya ada pada sisi Allah dan Rasul-Nya. Jangan engkau ikuti hawa nafsumu maka engkau akan terhempas dari agama dan keluar dari Islam”.
Beliau menjelaskan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam telah menerangkan al-Sunnah (Islam) kepada umatnya dan menjelaskan dengan gamblang kepada para sahabatnya. Mereka itulah al-Jama’ah. Mereka kelompok besar. Mereka itulah kebenaran dan pelakunya. Siapa yang menyelisihi sahabat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dalam satu masalah agama ini maka ia telah kufur.