DERAS.CO.ID – Ankara – Gempa bumi dengan Magnitudo (M) 7,7 mengguncang wilayah Turki dan Suriah, Senin (6/2) pagi saat warga setempat masih sedang tidur. Sedikitnya 1.504 orang tewas di seluruh wilayah Turki dan Suriah akibat guncangan gempa yang juga dirasa hingga ke Pulau Siprus dan Mesir. Ratusan orang juga dikabarkan mengalami luka-luka. Dari ribuan orang tewas itu, sebanyak 476 orang ditemukan di Suriah.
Sementara, sebanyak 326 orang sebagian besar ditemukan di wilayah Aleppo, Hama, Latakia dan Tartus, Suriah. Kantor berita negara Suriah juga melaporkan sedikitnya 1.042 orang cedera. Dari mereka yang kehilangan nyawa, setidaknya 139 berada di Latakia, kata gubernurnya kepada TV pemerintah Suriah.
Dilansir dari kantor berita AFP, Senin (6/2), Kepala Pusat Gempa Nasional Suriah, Raed Ahmed, mengatakan kepada radio pro-pemerintah bahwa gempa ini merupakan yang terkuat menurut catatan pusat gempa Suriah. “Gempa ini adalah yang terkuat sejak Pusat Gempa Nasional didirikan pada tahun 1995,” kata Raed Ahmed, yang mengepalai pusat tersebut, kepada kantor berita Suriah, SANA.
Sementara itu, kelompok “White Helmets”, yang secara resmi dikenal sebagai Pertahanan Sipil Suriah, juga melaporkan sedikitnya 150 kematian dan 350 luka-luka di wilayah yang dikuasai oposisi di barat laut Suriah.
Koresponden AFP di Suriah utara mengatakan warga yang ketakutan berlarian keluar dari rumah mereka setelah gempa terjadi pada Senin (6/2) sebelum fajar waktu setempat di dekat kota Gaziantep, Turki, sekira 40 kilometer (25 mil) dari perbatasan Suriah. Tim penyelamat bergegas mencari korban selamat di bawah reruntuhan bangunan yang runtuh di tengah hujan musim dingin yang deras. SANA mengatakan guncangan gempa bumi dirasakan mulai dari pantai barat Latakia hingga Damaskus, ibu kota Suriah.
Di Ankara, presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dalam pidatonya menyampaikan sedikitnya 912 orang tewas dan 5.385 orang terluka di wilayahnya. Seorang saksi mata CNN mengatakan gempa susulan masih terasa beberapa jam setelah gempa. Foto-foto juga muncul menunjukkan bencana setelah gempa, dengan seluruh bangunan runtuh dan mobil terguling.
Tim penyelamat bekerja menyusuri puing-puing bangunan yang ambruk untuk mencari korban selamat. Di sisi lain, pelabuhan Iskenderun di Turki selatan dan beberapa landasan pacu bandara telah rusak.
Tayangan televisi menunjukkan warga yang terkejut di Turki berdiri di atas salju dengan mengenakan piyama mereka, menyaksikan para petugas penyelamat menggali puing-puing rumah yang rusak.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyampaikan belasungkawa atas gempa di negaranya dan Suriah. Erdogan kemudian memerintahkan mengerahkan semua daya dan upaya untuk penanganan gempa magnitudo 7,7 yang mengguncang Turki. “Saya menyampaikan belasungkawa kepada semua warga negara kita yang terkena dampak gempa bumi yang terjadi di Kahramanmaras dan dirasakan di banyak bagian negara kita,” kata Erdogan melalui cuitannya di Twitter.
Erdogan mengatakan Turki saat ini menyiagakan seluruh unit terkait di bawah koordinasi Otoritas Manajemen Bencana dan Darurat (AFAD) guna menangani dampak gempa M 7,7 tersebut.
“Tim pencarian dan penyelamatan kami segera diberangkatkan ke daerah yang terkena dampak gempa. Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Kesehatan kami, AFAD, Gubernur, dan semua lembaga lainnya memulai pekerjaan mereka secara cepat,” tutur Erdogan.
Erdogan pun berharap Turki bisa segera melewati bencana yang menewaskan ratusan orang ini, terutama dengan kerusakan yang sangat minim. “Kami berharap bisa melewati bencana ini bersama-sama secepat mungkin dan dengan kerusakan paling minim,” ucapnya. Pusat layanan darurat Turki, AFAD menyebutkan bahwa telah terjadi lebih dari 40 gempa susulan setelah gempa utama.
3 WNI Luka-luka
Tiga warga negara Indonesia (WNI) mengalami luka-luka akibat gempa tersebut. “Sejauh ini tidak ada laporan WNI menjadi korban meninggal dunia. Tapi, tiga orang WNI mengalami luka, satu orang di Kahramanmaras dan dua orang di Hatay, dan saat ini sudah dirujuk ke rumah sakit terdekat,” demikian keterangan resmi KBRI di Ankara, Turki.
Dalam pernyataannya, KBRI menyatakan telah berkoordinasi dengan otoritas lokal di Turki beserta Satgas Perlindungan WNI dan PPI di sekitar lokasi untuk menangani WNI yang terdampak gempa.
KBRI menyebut sejumlah WNI di Provinsi Kahramanmaras, selaku pusat gempa, harus meninggalkan apartemen mereka karena mengalami kerusakan parah. KBRI pun mengaku sedang mengupayakan evakuasi bagi WNI yang terdampak. “KBRI Ankara sedang mengupayakan rumah penampungan sementara sambil menunggu penanganan dari otoritas setempat,” bunyi keterangan KBRI.
WNI di Turki sendiri tercatat sebanyak 6.500 jiwa. Dari jumlah tersebut, sekira 500 orang tinggal di area gempa dan sekitarnya. Berdasarkan data KBRI Ankara, sebagian besar WNI berstatus pelajar dan mahasiswa. Sebagian lainnya adalah WNI yang menikah dengan warga setempat serta pekerja di organisasi internasional.
Lembaga Penelitian Geoscience Jerman (GFZ) melaporkan gempa berkekuatan M 7,7 mengguncang Turki pada Senin dini hari dan berpusat di kedalaman 10 kilometer dekat Kota Gaziantep. Namun, Lembaga Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) melaporkan gempa tersebut berkekuatan magnitudo 7,8 dengan kedalaman 17,9 kilometer. Pihak berwenang memprediksi jumlah korban masih akan bertambah lantaran ratusan gedung runtuh dan banyak orang dilaporkan hilang.
Sementara itu, dikutip kantor berita Anadolu, Majanemen Darurat dan Bencana Kantor Kepresidenan Turki (AFAD) melaporkan gempa tersebut berkekuatan magnitudo 7,4 dan terjadi sekira pukul 04.17 waktu setempat.
Sumber: hariansib.com