DERAS.CO.ID – Baiklah, sekarang kita sudah menentukan tempat yang akan dituju. Langkah berikutnya adalah pilihlah jalan yang akan membawa kita ketempat tujuan itu. Mungkin ada banyak jalan yang menuju kesitu, akan tetapi pilihlah jalan yang tepat. Jalan itu mungkin sulit untuk dilalui. Memang sudah lumrah, untuk mendapatkan sesuatu yang besar dan baik, selalu ada hambatan dan rintangan yang harus kita lewati.
Bagaimana jika kita salah memilih jalan? sudah pasti kita tidak akan sampai ketempat yang akan dituju. Jika inign kehulu, maka jangan ambil jalan kehilir. Kalau ingin ke syurga, maka jangan pilih jalan ke neraka!
Jika kita salah pilih jalan kemudan sadar dipertengahan jalan, kita masih ada kesempatan untuk menukar arah. Ini prinsip yang sangat sederahana. Tapi banyak orang tak melakukannya. Seperti kisah seorang ibu di mesir yang tersalah dalam menilai hidup. ia selalu bersedih disaat musim panas karena teringat anaknya yang pertama dan juga sedih disaat musim hujan tiba karena teringat anaknya yang kedua. (baca Abdurrohim hrp; Mengungkap Motivasi Kehidupan dengan Al-Qur’an, Yogyakarta : Wade Group. h. 104).
Semua orang pasti mengatakan aku ingin ke syurga, namun sebahagian dari mereka memilih jalan yang salah. Apabila diberitahu kepadanya jalan itu bukan jalan ke syurga, dia tetap dengan keyakinannya tanpa menghiraukan orang yang mengingatkannya. Jika ia ditanya bagaimana ia yakin akan jalan yang ditempuhnya itu jalan ke syurga, ia menjawab, hanya menurut andaian dan sangkaan saja.
Bukankah Allah SWT. dan Rasul-Nya telah memberikan jalan menuju ke syurga? Jalannya adalah dengan mengikuti ajaran Rasulullah SAW. melalui al-Qur’an dan sunnah. Tidak mungkin sampai ke syurga jika mengikuti jalan yang dipandu syaitan laknatullah. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:
“Seluruh umatku akan masuk surga, kecuali mereka yang menentangku.” (H.R.Bukhori)
Orang–orang yang bertakwa pastilah bersungguh-sungguh dan berhati-hati dalam memulai dan menjalani hidup mereka. Memperhatikan setiap langkah yang mereka lakukan, apakah langkah itu di ridhoi Allah SWT atau sebaliknya.
Al-Hasan berkata, “ aku tidak melihat dengan mataku, berbicara dengan lidahku, bergerak dengan tanganku dan berjalan di atas kakiku hingga aku berpikir apakah semua ini dalam ketaatan atau kemaksiatan. Jika dalam ketaatan, aku teruskan. Jika dalam kemaksiatan aku tinggalkan.
Jadi hendaklah kita memastikan tujuan dan mengetahui jalannya. Jika dua perkara ini sudah ditetapkan, mulailah melangkah ke arah tujuan. Destinasi yang dituju mungkin jauh, jalan yang dilalui mungkin sangat sulit, tapi yakinlah dengan izin Allah SWT. kita pasti akan sampai. Jangan sekali-kali menyerah, kalah dan putus asa. Kuatkan niat hanya untuk mencari keridhoan Allah SWT. lakukanlah segala sesuatu dengan penuh keikhlasan InsyaAllah semua hambatan dan rintangan terasa mudah dan ringan.
Oleh: Ustaz Abdurrohim Harahap, S.Th.I.,M.Us. (Penulis buku Mencari Hidayah Tuhan)