Perumpamaan permainan Judi, jika menang ketagihan dan jika kalah penasaran
Deras.co.id – Warga di Perumahan Ad-Dzikro, Kelurahan Batukuning Kecamatan Baturaja Barat, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan dihebohkan adanya warga yang mengakhiri hidupnya dengan gantung diri, Selasa, 20 Februari 2024 sekitar pukul 11.30 WIB.
Korban bernama Yudi (31), Yudi ditemukan gantung diri di kamar belakang tempat tinggal mereka.
Yang pertama menemukan adalah istrinya Dwi (28). Padahal saat ini Dwi sedang dalam kondisi hamil, bahkan kembar.
Yudi dan istrinya juga memiliki anak perempuan kembar, yang masih kecil. Kelak saat istrinya melahirkan, maka mereka memiliki empat anak, yang semuanya kembar.
Kasi Humas Polres OKU Iptu Ibnu Holdon mengatakan, jasad korban ditemukan istrinya yang pulang ke rumah hendak mengambil baju karena anak mereka sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Baturaja.
“Kejadian itu bermula saat saksi DW (istri YAP) pulang ke rumahnya bertujuan untuk mengambil pakaian anaknya yang sedang dirawat di rumah sakit umum Baturaja”, kata Kasi Humas Polres OKU Iptu Ibnu Holdon dikonfirmasi detikSumbagsel, Rabu (21/2/2024)
Saat DL masuk ke kamar, saksi kaget mendapati suaminya sudah tewas dalam keadaan gantung diri dan memanggil tetangganya, PD untuk membantu menurunkan dan melepaskan ikatan pada leher korban.
“Mendapat informasi itu, Piket fungsi Polres OKU, personel Inafis dan Personel Polsek Baturaja Barat menuju ke lokasi untuk melakukan olah TKP. Saat tiba di sana didapati korban sudah dalam posisi terlepas dari ikatan di lehernya”, katanya.
Yudi diduga stres, sehingga membuatnya bunuh diri akibat terlilit masalah finansial dari hobinya main judi slot.
Dugaan itu, pesan terakhir yang ditemukan polisi di TKP.
Surat wasiat itu ditujukan kepada istrinya, “Buat Mama Kembar”. Ditulis tangan pakai tinta hitam, pada buku kontrol kehamilan milik istrinya.
Jenazah Yudi telah dimakamkan di TPU Tanjung Agung, Rabu 21 Februari 2024 sekitar pukul pukul 11.00 WIB.
Pihak keluarga masih sangat berduka. Belum bersedia bicara dengan awak media.
Isi surat wasiat terakhir:
“Ma, maafin papa ya ma. Papa sudah melakukan dosa besar kepada mama dan anak-anak. Papa melakukan ini karena papa sudah stres ma. Papa tidak bisa buat apa-apa lagi buat keluarganya, Ma.”
“Keluarga kita hancur karena ulah papa. Papa memang kejam sama keluarga. Papa sudah tidak kuat lagi bekerja. Papa sudah stress ma.”
“Papa mohon ma, jaga adek kembar yang di perut ma. Dan kembar kakak Inaya dan adek Inara. Tolong ma, ini papa akhir segalanya. Biar beban hidup kalian tidak tersiksa lagi. Carilah pengganti papa. Pindahlah dari rumah ini ma.”
[Detik, LinggauPos]
*