DERAS.CO.ID – Damaskus – Korban tewas dalam serangan udara Israel yang menghantam gedung konsulat di kompleks Kedutaan Besar Iran di Damaskus, Suriah, bertambah menjadi 11 orang yang semuanya petempur. Garda Revolusi Iran mengakui tujuh anggotanya, termasuk tiga komandan senior, menjadi korban tewas dalam serangan tersebut.
Seperti dilansir AFP dan Reuters, Selasa (2/4), Israel mengatakan, pihaknya tidak akan mengomentari laporan serangan di Suriah. Namun, para pejabat Iran bersumpah akan memberikan respons tegas terhadap serangan mematikan tersebut, yang memicu kekhawatiran kekerasan lebih lanjut antara kedua negara.
Duta Besar Iran untuk Suriah, Hossein Akbari, menyebut serangan udara itu menghantam sebuah gedung konsuler di kompleks Kedutaan Besar Iran di Damaskus. Dia menyebut, kediamannya berada di dua lantai teratas pada gedung tersebut.
Gedung yang menjadi target serangan disebut berada di sebelah gedung utama Kedutaan Besar Iran, yang bagian depannya dihiasi dengan foto besar mendiang Qassem Soleimani, arsitek operasi militer Iran di Timur Tengah yang tewas dalam serangan drone Amerika Serikat (AS) di Irak tahun 2020 lalu.
Syrian Observatory for Human Rights, kelompok yang memantau konflik di Suriah, melaporkan bahwa jumlah korban tewas bertambah.
“Jumlah korban tewas akibat serangan Israel terhadap gedung annex Kedutaan Besar Iran bertambah, delapan warga Iran, dua warga Suriah, dan satu warga Lebanon — semuanya petempur, tidak ada satu pun warga sipil,” ucap kepala Syrian Observatory, Rami Abdel Rahman, kepada AFP.
Laporan Syrian Observatory menyebut, “rudal-rudal Israel menghancurkan gedung annex pada Kedutaan Iran” pada Senin (1/4) waktu setempat.
Dubes Akbari, dalam pernyataan terpisah kepada televisi pemerintah Iran, menyebut jumlah korban tewas lebih sedikit. Dia menyebut “sedikitnya lima orang tewas dalam serangan yang dilancarkan oleh jet-jet tempur F-35” yang menembakkan enam rudal ke gedung tersebut.
Kementerian Pertahanan Suriah dalam laporannya menyebut, “serangan itu menghancurkan keseluruhan bangunan, menewaskan dan melukai semua orang di dalamnya, dan upaya sedang dilakukan untuk mengevakuasi jenazah dan menyelamatkan korban luka dari balik reruntuhan”.
Tewas
Garda Revolusi Iran dalam pernyataannya mengumumkan bahwa sedikitnya tujuh anggotanya, yang bertugas sebagai penasihat militer di Suriah, tewas dalam serangan udara Israel yang menghantam kompleks Kedutaan Besar Teheran di Damaskus.
Terdapat tiga komandan senior Garda Revolusi Iran di antara personel-personel yang tewas di Damaskus tersebut.
Ketiga komandan itu termasuk Brigadir Jenderal Mohammad Reza Zahedi yang merupakan komandan senior dalam Pasukan Quds pada Garda Revolusi Iran, dan seorang pejabat tinggi lainnya bernama Brigadir Jenderal Mohammad Hadi Haji Rahimi.
Syrian Observatory menyebut, sosok Zahedi sebagai pemimpin Pasukan Quds untuk Palestina, Suriah dan Lebanon. Pasukan Quds merupakan pasukan elite spionase dan paramiliter asing pada Garda Revolusi Iran.
Israel telah sejak lama menargetkan instalasi militer Iran di wilayah Suriah dan proksinya. Namun serangan udara pada Senin (1/4) waktu setempat menandai momen pertama kalinya Israel menyerang kompleks Kedutaan Besar Iran.
“Kami mengecam keras serangan teroris keji yang menargetkan gedung konsuler Iran di Damaskus dan menewaskan sejumlah orang tidak berdosa,” ucap Menteri Luar Negeri Suriah, Faisal Mekdad, dalam pernyataannya.
Mengutuk
Presiden Iran Ebrahim Raisi mengutuk serangan udara mematikan yang dilakukan Israel terhadap konsulat negaranya di Damaskus, ibu kota Suriah. Raisi menyebut “kejahatan pengecut itu tidak akan dibiarkan begitu saja”.
“Setelah kekalahan dan kegagalan berulang kali melawan keyakinan dan kemauan para pejuang Front Perlawanan, rezim Zionis telah memasukkan pembunuhan buta dalam agendanya untuk perjuangan menyelamatkan diri,” kata Raisi di situs kantornya, seperti dikutip dari kantor berita AFP, Selasa (2/4).
“Hari demi hari, kita telah menyaksikan menguatnya Front Perlawanan dan rasa muak serta kebencian negara-negara bebas terhadap sifat tidak sah (Israel). Kejahatan pengecut ini tidak akan dibiarkan begitu saja,” tegasnya.
Dewan Keamanan PBB akan membahas serangan mematikan itu pada Selasa (2/4) malam waktu setempat pada pertemuan yang diminta oleh sekutu Suriah, Rusia.
“Iran memiliki hak yang sah dan melekat berdasarkan hukum internasional dan Piagam PBB untuk mengambil tindakan tegas terhadap tindakan tercela tersebut,” kata misi Iran untuk badan dunia tersebut.
Mereka memperingatkan bahwa serangan itu “berpotensi memicu lebih banyak konflik yang melibatkan negara-negara lain” dan meminta Dewan Keamanan PBB “untuk mengutuk tindakan kriminal yang tidak dapat dibenarkan ini.”
Kutuk Keras
Sementara itu, Indonesia mengutuk keras serangan ini karena termasuk pelanggaran hukum internasional.
“Indonesia mengutuk keras serangan Israel terhadap gedung dan fasilitas diplomatik Iran di Damaskus,” tulis Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI melalui akun X @Kemlu_RI, Selasa (2/4).
Kemlu RI mengingatkan bahwa serangan ini melanggar hukum internasional dan Piagam PBB. Selain itu, serangan ini justru meningkatkan eskalasi konflik di kawasan tersebut.
“Serangan ini adalah pelanggaran hukum internasional dan Piagam PBB. Serangan ini merupakan satu dari sekian banyak aksi Israel yang meningkatkan eskalasi konflik dan dapat menghapus prospek perdamaian di kawasan,” ungkapnya.
Sumber: hariansib.com