Deras.co.id – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan bahwa gempa megathrust di Indonesia hanya tinggal menunggu waktu. Pembahasan fenomena alam ini makin serius setelah ilmuwan juga menjelaskan adanya seismic gap pada Megathrust Selat Sunda dan Megathrust Mentawai-Siberut.
Nah, apa itu gempa megathrust, fenomena yang dikatakan dapat menimbulkan kerusakan parah. Beberapa orang bahkan menduga bahwa dampaknya bisa sampai membelah Pulau Jawa. Namun, benarkah demikian?
Apa Itu Megathrust?
Pada dasarnya, gempa megathrust adalah bentuk gempa bumi dengan kekuatan besar yang terjadi di zona subduksi Bumi. Zona subduksi dijelaskan sebagai titik tempat dua lempeng tektonik bertabrakan. Ketika hal tersebut terjadi, salah satu lempeng menukik atau menunjam di bawah lempeng lainnya, melansir National Oceanic and Atmospheric Administration.
Bagaimana gempa megathrust terbentuk? Saat subduksi bergerak dengan relatif lempeng yang tak terhentikan, tekanan terakumulasi di area tempat antarmuka kedua lempeng terkunci. Selanjutnya, kekuatan tersebut akhirnya dilepaskan dalam gempa bumi megathrust.
Di Indonesia, diketahui setidaknya ada lima subduksi aktif yang bisa memicu gempa megathrust. Kelima subduksi aktif tersebut meliputi Subduksi Sunda-Banda, Subduksi lempeng Laut Maluku, Subduksi Sulawesi, Subduksi lempeng Laut Filipina, dan Subduksi utara Papua.
Megathrust Bisa Picu Tsunami
Fenomena alam megathrust terjadi di berbagai wilayah negara di Bumi yang dilewati subduksi aktif. Sebagai contoh yang belum lama terjadi di Jepang, Pulau Kyushu dilanda gempa dengan magnitudo 7,1 yang bersumber dari Megathrust Nankai.
Di Indonesia sendiri, tercatat telah beberapa kali terjadi gempa besar. Contohnya yang terjadi di selatan Pulau Jawa pernah mengalami gempa dengan magnitudo lebih dari 8,0 pada 1780, 1859, dan 1943.
Dilansir Earthquakes Canada, megathrust bukan hanya menjadi gempa bumi terbesar di dunia, tetapi juga dapat memicu tsunami. Ketika megathrust terjadi, gerakan dorongan menyebabkan gerakan vertikal yang besar di dasar laut. Alhasil, terjadi perpindahan sejumlah besar air, bergerak menjauh dari gerakan bawah laut dan memicu Tsunami, melansir Geological Survey Island.
Kapan Terjadi Gempa Megathrust di Indonesia?
Penjelasan BMKG gempa megathrust di Indonesia diperkirakan tinggal menghitung waktu. Lantas, kapan hal tersebut akan terjadi? Sayangnya, tidak ada yang tahu mengenai datangnya fenomena alam ini.
Kekhawatiran akan adanya gempa megathrust di Indonesia dilihat setelah analisa terhadap seismic gap, terutama pada Megathrust Selat Sunda dan Megathrust Mentawai-Siberut.
Sebagai informasi, seismic gap sendiri merupakan wilayah di sepanjang batas lempeng aktif yang belum mengalami gempa selama lebih dari 30 tahun.
Mentawai-Siberut terakhir mengalami gempa besar pada 10 Februari 1797 dengan kekuatan mencapai magnitudo 8,5 dan memicu Tsunami besar. Artinya, seismic gap-nya sudah lebih dari 200 tahun dan mungkin tinggal menunggu waktu hingga akhirnya meluapkan kekuatan yang terpendam.
Kemudian, apakah gempa kecil yang berlangsung berulang bisa membantu mengurangi tekanan gempa bumi megathrust? Tidak bisa demikian, melansir Earthquake Canada. Faktanya, peningkatan satu unit pada skala magnitudo, jumlah energi yang dilepaskan meningkat sekitar 40 kali lipat. Diperlukan banyak sekali gempa bumi kecil untuk melepaskan jumlah energi yang setara dengan gempa bumi besar.
Gempa Megathrust Bisa Belah Pulau, Benarkah?
Di media sosial beredar informasi bahwa gempa megathrust dikatakan memiliki kekuatan yang dapat membelah pulau, terutama Pulau Jawa. Benarkah demikian? Tak ada bukti kuat terkait hal ini, pun kebenaran gempanya masih sebatas prediksi.
Kekuatan gempa akibat megathrust memang dapat memporakporandakan permukaan seperti yang terjadi di Aceh pada 2004 silam. Gempa akibat runtuhnya Megathrust Sumatera tersebut memunculkan gempa bermagnitudo 9,1 dan memicu gelombang Tsunami hingga 30 meter. Namun, tidak membelah Pulau Sumatera.
Besar kemungkinan gempa bumi megathrust akan menimbulkan kerusakan di permukaan. Terutama di kawasan padat dengan banyak bangunan. Oleh karenanya, diperlukan usaha preventif untuk mencegah korban jiwa dan kerugian lainnya.
Apa pun itu, gempa megathrust memang berpotensi menyebabkan gempa dengan magnitudo besar. Namun, selain khawatir, pastikan sudah siapkan mitigasi sejak dini untuk antisipasi terbaik. Anda bisa menyalakan notifikasi gempa di ponsel pintar dan juga mempersiapkan emergency kit.
*