Deras.co.id – Perusahaan minuman raksasa Coca-Cola akan memangkas sekitar 500 pekerjaan di Jerman dalam satu tahun ke depan dengan menutup lima pabrik logistik dan produksi.
Coca-Cola Europacific Partners (CCEP), yang mengoperasikan kegiatan pembotolan, distribusi, dan penjualan Coca-Cola di Jerman, mengatakan bahwa pabrik-pabrik yang dimaksud adalah pabrik Neumünster, Bielefeld, Berlin-Hohenschönhausen, Memmingen, dan Köln.
Saat ini, CCEP memiliki 14 fasilitas produksi di Jerman, dan 27 lokasi secara keseluruhan, dengan jumlah karyawan sekitar 6.500 orang.
CCEP berdalih keputusan ini diambil sebagai upaya untuk lebih hemat dalam menghadapi persaingan pasar yang semakin ketat dan juga beradaptasi dengan perubahan logistik di sektor minuman.
Perusahaan ini juga mencoba untuk menggunakan logistik dan kapasitas produksi di Jerman secara lebih efisien, dan mengklaim saat ini mereka memiliki terlalu banyak pabrik di Jerman Barat.
Selain penutupan pabrik, sekitar 505 pekerjaan diperkirakan akan diberhentikan, dengan sekitar 207 pekerjaan direlokasi ke fasilitas lain, sementara 78 pekerjaan baru diperkirakan akan ditambahkan.
“Kami menyadari bahwa perubahan yang direncanakan sangat menyakitkan bagi karyawan yang terkena dampaknya. Oleh karena itu, sangat penting bagi kami untuk mengimplementasikan semua perubahan yang dimaksudkan dengan cara yang bertanggung jawab secara sosial dan transparan,” ujar Tilmann Rothhammer, juru bicara Coca-Cola kepada Spiegel pada Rabu (02/10/2024).
Fasilitas logistik dan produksi di Cologne, yang saat ini memiliki sekitar 600 karyawan, akan berhenti berproduksi pada tanggal 31 Maret tahun depan. Salah satu alasan utama penutupan ini adalah karena pabrik ini merupakan pabrik terkecil di Jerman Barat, dengan prospek pertumbuhan atau ekspansi yang kecil.
Korbankan karyawan demi profit
Serikat Pekerja Makanan, Minuman dan Katering Jerman (NGG) mengecam penutupan tersebut. NGG menyatakan bahwa Coca-Cola Jerman “semakin tidak bergantung” pada penciptaan nilai regional dan malah mengalihdayakan pekerjaan ke penyedia layanan eksternal.
“Coca-Cola menghasilkan sejumlah besar uang di seluruh dunia, tetapi 500 pekerjaan dihancurkan di Jerman sebagai akibat dari penutupan situs yang baru. Hal ini memberikan kesan bahwa ini bukan masalah kebutuhan ekonomi, tetapi keserakahan murni untuk mendapatkan keuntungan dengan mengorbankan karyawan,” kata wakil ketua NGG, Freddy Adjan, dalam sebuah pernyataan.
“Dengan setiap penutupan selanjutnya, Coca-Cola semakin menjauh dari janjinya sebagai merek global yang diproduksi dan dikirim secara regional. Hal ini menjadi semakin tidak masuk akal dengan setiap penutupan pabrik.”
Boikot Coca-Cola
Gerakan Boikot, Divestasi dan Sanksi (BDS) menetapkan Coca Cola sebagai salah satu produk yang menjadi target boikot.
BDS adalah gerakan kebebasan, keadilan dan kesetaraan dipimpin Palestina. BDS menyerukan untuk melakukan aksi boikot terhadap perusahaan internasional dan “Israel” yang terlibat dalam pelanggaran hak-hak Palestina.
Mengutip Republika, Coca Cola diketahui memiliki pabrik di kawasan Atarot, wilayah Palestina yang diduduki “Israel”.
Sejak “Israel” melancarkan operasi pembantaiannya di Gaza Palestina pada 7 Oktober, para aktivis hak asasi manusia telah memulai kampanye untuk memboikot merek-merek internasional yang dianggap mendukung pendudukan Israel. Di antara merek-merek yang menjadi target boikot adalah Coca-Cola, McDonald’s, Pizza Hut, Papa John’s, Starbucks, Pepsi, dan masih banyak lagi.
Sejumlah merek tersebut secara tidak langsung berkontribusi pada pendudukan “Israel” melalui operasi bisnis atau afiliasi mereka. Dengan memboikot perusahaan-perusahaan tersebut, para aktivis bertujuan untuk memberikan tekanan dan meningkatkan kesadaran tentang penderitaan warga Palestina di Gaza.
*