Airbus dan Toshiba Lakukan Riset Pesawat Bertenaga Hidrogen

Kemitraan inovatif tengah berlangsung antara Airbus dan Toshiba Corp untuk menggali potensi teknologi superkonduktor guna pengembangan pesawat bertenaga hidrogen di masa depan.

Kolaborasi ini bermaksud mengintegrasikan motor superkonduktor canggih milik Toshiba ke dalam sistem sel bahan bakar pesawat buatan Airbus.

“Teknologi superkonduktor menyimpan potensi besar bagi masa depan penerbangan,” kata Tsutomu Takeuchi, pejabat eksekutif Toshiba, yang mengawasi bisnis energi perusahaan itu seperti dilansir Asahi Shimbun Selasa (10/12/2024).

Motor superkonduktor, yang beroperasi dengan hambatan listrik nol saat didinginkan hingga suhu yang sangat rendah, menawarkan beberapa keuntungan untuk penerbangan.

Dengan memungkinkan arus listrik besar mengalir pada tegangan rendah, motor ini berkontribusi untuk mengembangkan pesawat yang lebih efisien dan ringan.

Hal ini sangat bermanfaat untuk pesawat bertenaga hidrogen, karena hidrogen cair disimpan pada suhu minus 253 derajat, sehingga menyediakan lingkungan operasi yang ideal untuk teknologi superkonduktor.

Toshiba menjadi yang terdepan dalam penelitian superkonduktivitas selama lebih dari setengah abad, menerapkan teknologi ini ke bidang-bidang seperti pengobatan kanker dan manufaktur semikonduktor.

Pada tahun 2022, perusahaan membuat terobosan besar dengan mengembangkan motor superkonduktor yang ringkas, ringan, dan bertenaga tinggi yang cocok untuk aplikasi mobilitas.

Airbus, yang bertekad memperluas kemampuan teknologinya, mendekati Toshiba setelah mendirikan fasilitas baru di Tokyo yang ditujukan untuk menjalin kolaborasi dengan perusahaan-perusahaan Jepang.

Airbus memiliki target ambisius untuk mengomersialkan pesawat bertenaga hidrogen pada tahun 2035.

Kemitraan dengan Toshiba merupakan visi jangka panjang, bertujuan untuk mengembangkan pesawat yang lebih canggih dalam beberapa dekade mendatang.

*