DERAS.CO.ID – Dubai – Perang di Jalur Gaza yang telah berlangsung selama 460 akhirnya berakhir setelah Israel dan Hamas menyetujui gencatan senjata.
Kesepakatan gencatan senjata diumumkan langsung oleh Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani seperti dikutip dari kompas.com, Kamis (16/1/2025).
Kesepakatan gencatan senjata Gaza mencakup penghentian serangan sementara untuk mengakhiri kehancuran yang terjadi di Gaza, Palestina.
Kesepakatan tiga tahap ini akan dimulai dengan pembebasan 33 tawanan yang terdiri dari wanita, anak-anak, orang dewasa yang lebih tua, dan warga sipil yang terluka.
Tahap Pertama
Tahap awal gencatan senjata Gaza akan berlangsung selama enam minggu mulai Minggu (19/1/2025), yang membuka negosiasi untuk mengakhiri perang.
Tahap awal akan melibatkan pertukaran tahanan terbatas, penarikan sebagian pasukan Israel di Gaza, dan penggelontoran bantuan ke daerah tersebut.
Gantinya, Israel akan membebaskan lebih banyak tahanan Palestina selama fase ini, termasuk mereka yang menjalani hukuman seumur hidup.
Di antara warga Palestina yang dibebaskan, terdapat sekitar 1.000 orang yang ditahan setelah peristiwa 7 Oktober 2023.
Bersamaan dengan pertukaran tawanan, Israel akan menarik pasukannya dari pusat-pusat populasi Gaza ke wilayah-wilayah yang jaraknya tidak lebih dari 700 meter antara perbatasan Gaza dan Israel.
Namun, hal tersebut kemungkinan tidak termasuk Koridor Netzarim, kawasan militer yang membelah Gaza utara dan selatan, yang dikendalikan oleh Israel.
Penarikan pasukan Israel dari Koridor Netzarim diharapkan akan dilakukan secara bertahap.
Selama gencatan senjata Gaza tahap pertama, Israel akan mengizinkan warga sipil untuk kembali ke rumah mereka di wilayah Gaza utara yang terkepung.
Di tempat tersebut, kelaparan mungkin telah terjadi. Untuk itu, lonjakan bantuan diizinkan masuk hingga 600 truk per hari.
Israel juga akan mengizinkan warga Palestina yang terluka meninggalkan Jalur Gaza untuk dirawat.
Israel juga akan mengurangi pasukan di Koridor Philadelphi, wilayah perbatasan antara Mesir dan Gaza. Mereka juga diminta untuk menarik diri secara penuh selambat-lambatnya pada hari ke-50 setelah kesepakatan gencatan senjata mulai berlaku.
Tahap Kedua
Meskipun telah disetujui secara prinsip, perincian apa yang akan dilakukan pada tahap kedua dan ketiga, baru akan dinegosiasikan selama tahap pertama gencatan senjata Gaza.
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan, gencatan senjata akan terus berlanjut, meski negosiasi tahap kedua dan ketiga berlangsung lebih lama dari enam minggu. Israel bersikeras tidak boleh ada jaminan tertulis yang diberikan untuk mengesampingkan dimulainya kembali serangannya setelah tahap pertama selesai.
Namun, menurut sumber Mesir yang dikutip Associated Press, ketiga mediator yang terlibat dalam perundingan, yakni Mesir, Qatar, dan AS, telah memberikan jaminan lisan kepada Hamas.
Jaminan tersebut mencakup bahwa negosiasi akan terus berlanjut. Ketiganya akan mendesak tercapainya kesepakatan tahap kedua dan ketiga sebelum kurun waktu enam minggu tahap pertama berlalu. Negosiasi untuk fase ini akan dimulai pada hari ke-16 gencatan senjata Gaza. Tahap ini akan mencakup pembebasan semua sandera yang masih hidup, termasuk tentara pria.
Pasukan Israel akan mundur dari Jalur Gaza, meskipun mengatakan tidak akan menyetujui penarikan penuh sampai kemampuan militer dan politik Hamas dihilangkan. Di sisi lain, Hamas mengatakan, pihaknya tidak akan menyerahkan sandera terakhir sampai Israel menarik semua pasukannya.
Jika persyaratan tahap kedua terpenuhi, tahap ketiga gencatan senjata Gaza menyerukan pemulangan jenazah para sandera yang masih berada di Gaza. Sebagai imbalannya, akan dibuat rencana rekonstruksi atau pembangunan kembali besar-besaran di Gaza selama tiga hingga lima tahun.
Kendati demikian, belum jelas siapa yang akan menanggung biaya pembangunan kembali di Gaza, Palestina, meski rekonstruksi dilaksanakan di bbawah pengawasan internasional.
Kesepakatan gencatan senjata akan membawa kelegaan bagi Gaza yang hancur akibat serangan Israel dan memaksa sekitar 90 persen dari 2,3 juta penduduk mengungsi. Negosiator Mesir, Qatar, dan AS akan menuju Kairo pada Kamis (16/1/2025) untuk pembicaraan lebih lanjut tentang penerapan semua aspek kesepakatan gencatan senjata Israel-Hamas.
Sumber: hariansib.com